Selasa, 10 Maret 2009

''SAJAK SUNYI"

Dalam tidur aku mengusap rambutmu, dan
mencium pipimu ketika bulan merah
mengusik dan sunyi begitu karib
jatuh keharibaanku
Katamu, permusuhan ini belum juga berakhir, dan
kita saling mengasah pisau untuk
saling membunuh,
lalu meneguk darahnya
padahal kita telah berikrar
tapi tanpa makna

Ketika itu aku melihat airmatamu,
menitis bagai embun
yang tersisa
jatuh perlahan
di atas genting
rumah kita
padahal aku telah
melihat bayangmu dalam samar cahaya
sbelum kita tidur
dalam sunyi

oleh Rudhy Faliskan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar