Selasa, 23 Desember 2008

SEJARAH NABI MUSA

Ketika sebagian bangsa barat sedang gencar-gencarnya mencari kelemahan dan keburukan Islam, Allah memberi bukti kebesaran dan kebenaran Islam melalui berbagai hasil penelitianm yang ironisnya, malah ditemukan oleh mereka yang bukan Islam. Salah satunya adalah kisah Nabi Musa. ......
Masih ingatkah teman-teman dengan kisah mukjizat Nabi Musa yang membelah laut merah dengan tongkatnya? Jika salah satu diantara teman-teman yang menganggap kisah tersebut hanya merupakan dongeng belaka,sekarang mari kita simak tulisan dibawah ini.

Seorang Arkeolog barat bernama Ron Wyatt pada ahir tahun 1988 silam mengklaim bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno didasar laut merah.
Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Pharaoh yang tenggelam dilautan tsb saat digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.

Menurut pengakuannya,selain menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur berkuda, Wyatt bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda ditempat yang sama.
Temuan ini tentunya semakin memperkuat dugaan bahwa sisa2 tulang belulang itu merupakan bagian dari kerangka para bala tentara Pharaoh yang tenggelam di laut Merah.

Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang berhasil ditemukan,memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam,dimana menurut sejarah,kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang sama.

Selain itu,ada suatu benda menarik yang juga berhasil ditemukan,yaitu poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang,sehingga untuk saat ini bentuk aslinya sangat sulit untuk dilihat secara jelas.
Mungkin Allah sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi2-Nya merupakan suatu hal yang nyata dan bukan merupakan cerita karangan belaka.
Diantara beberapa bangkai kereta tadi,ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang terbuat dari emas.Sepertinya, inilah sisa dari roda kereta kuda yang ditunggangi oleh Pharaoh sang raja.

Pada bagian peta yang aq lingkari (lingkaran merah),menurut para ahli kira-kira disitulah lokasi dimana Nabi Musa bersama para kaumnya menyebrangi laut Merah. Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuweiba.
Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab.
Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya mencapai 1500 meter.
Kemiringan laut dari Nuweiba ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari Teluk Nuweiba ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat.
Diperkirakan jarak antara Nuweiba ke Arab sekitar 1800 meter.Lebar lintasan Laut Merah yang terbelah diperkirakan 900 meter.

Dapatkah kita membayangkan berapa gaya yang diperlukan untuk dapat membelah air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata2 mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama, mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan? (menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam).

Menurut sebuah perhitungan, diperkirakan diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita terima jika menyelam di laut hingga kedalaman 280 meter.
Jika kita kaitkan dengan kecepatan angin,menurut beberapa perhitungan,setidaknya diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam untuk dapat membelah dan mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu 4 jam!!!sungguh luar biasa,Allah Maha Besar.

Wallahu'alam

Minggu, 09 November 2008

Keutamaan Surah Al Fatihah

Teman-teman sekalian...
Sebagai seorang Muslim, tentu kita setiap hari mengerjakan shalat 5 waktu. Belum lagi bila kita mau mengerjakan amalan shalat sunat, niscaya hari-hari kita akan selalu dipenuhi dengan 'kedekatan' dengan Allah Sang Pencipta.
Nah, tentu saja dalam shalat kita secara otomatis juga akan selalu membaca Surat Al Fatihah. Paling kurang, sehari semalam kita akan membaca Al Fatihah sebanyak 17 kali. Belum lagi ditambah bila kita setiap hari juga mengaji Al Qur'an.
Intinya sebagai Muslim kita pasti hafal dan bisa surat Al Fatihah.
Namun, tidak sedikit pula yang tidak mengerti arti dan maknanya surat Al Fatihah, apalagi faham keutamaannya.
Hal itu terjadi karena kita sebagai Muslim turun temurun (keturunan), malas melakukan kajian agama. Malas membuka kitab-kitab yang menjadi acuan dalam Islam.
Kita hanya belajar agama secara dangkal. Sangat sedikit sekali dari kita yang mempelajari Islam (agama kita)secara mendalam.

Pembaca yang dirahmati Allah...
Mari kita bahas secara ringkas saja (semampu saya).

Nama-nama lain Al-Fatihah : Fatihatul-Kitab, Ummul Kitab, Ummul-Qur'an, as-Sab'ul-Matsani, al-Qur'anul-`Azhim,asy-Syifa, dan Assaul-Qur'an.

Imam Ahmad bin Hambal r.a. meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia berkata, "Rasulullah saw. Menemui Ubai bin Ka'ab, namun dia sedang shalat. Rasul berkata, `Hai Ubai.' Maka Ubai melirik, namun tidak menyahut. Nabi berkata, `Hai Ubai!' Lalu Ubai mempercepat shalatnya, kemudian beranjak menemui Rasulullah saw. Sambil berkata, `Asalamu'alaika, ya Rasulullah.' Rasul menjawab, `Wa'alaikassalam. Hai Ubai, mengapa kamu tidak menjawab ketika kupanggil?' Ubai menjawab, `Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sedang shalat.'

Nabi bersabda, `Apakah kamu tidak menemukan dalam ayat yang diwahyukan Allah Ta'ala kepadaku yang menyatakan, `Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu.' (al-Anfal:24)

Ubai menjawab, `Ya Rasulullah, saya menemukan dan saya tidak akan mengulangi hal itu.' Rasul bersabda, `Sukakah kamu bila kuajari sebuah surat yang tidak diturunkan surat lain yang serupa dengannya di dalam Taurat, Injil, Zabur dan al-Furqan?' Ubai menjawab, `Saya suka, wahai Rasulullah.'

Rasulullah saw. Bersabda, `Sesungguhnya aku tidak mau keluar dari pintu ini sebelum aku mengajarkannya.' Ubai berkata, `Kemudian Rasulullah memegang tanganku sambil bercerita kepadaku. Saya memperlambat jalan karena khawatir beliau akan sampai di pintu sebelum menuntaskan pembicaraannya. Ketika kami sudah mendekati pintu, aku berkata, `Ya Rasulullah, surat apakah yang janjikan itu?' Beliau bertanya, `Apa yang kamu baca dalam shalat?' Ubai berkata, `Maka aku membacakan Ummul-Qur'an kepada beliau.'

Beliau bersabda, `Demi yang jiwaku dalam genggaman-Nya, Allah tidak menurunkan surat yang setara dengan itu baik dalam Taurat,Injil,Zabur,maupun al-Furqan. Ia merupakan tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang.'

"Muslim meriwayatkan dalam sahihnya dan Nasa'I meriwayatkan dalam sunannya dengan sanad dari Ibnu, dia berkata, "Suatu ketika Rasulullah saw. (sedang duduk) dan di sisinya ada Jibril. Tiba-tiba jibril mendengar suara dari atas. Maka dia mengarahkan pandangannya ke langit, lalu berkata, `Inilah pintu langit dibukakan, padahal sebelumnya tidak pernah.' Ibnu Abbas berkata, "Gembirakanlah (umatmu) dengan dua cahaya. Sungguh keduanya diberikan lepadamu dan tidak pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelummu, yaitu Fatihatul-Kitab dan beberapa ayat terakhir surat al-Baqarah. Tidakkah Anda membaca satu hurufpun darinya melainkan Anda akan diberi (pahalanya).'"

Mudah-mudahan ada tambahan lebih sempurna dari Pembaca sekalian.

Saleum seujahtera dari Kota Juang.......

Racun itu bernama "SIARAN TV"

Hari ini,Minggu, 09 November 2008 genap 2 (dua) bulan rumah kami tidak ada siaran TV. Selama itu pula, kami akui, kami kehilangan sesuatu yaitu mis-informasi visual tentang berbagai perkembangan dan berbagai kejadian di tanah air. Kami tidak mengikuti secara detail proses Pemilu yang selalu disiarkan oleh TV One. Kami juga tidak bisa mendapatkan akses secara komplit proses Pemilu di USA yang 2 (dua) hari yang lalu baru saja dimenangkan Obama. Terakhir, tentu saja kami kehilangan moment “pembantaian” 3 (tiga) orang Muslim tertuduh sebagai pelaku pengebomam Diskotik di Kuta (terkenal sebagai Bom Bali I).
Bagi sebahagian rekan saya, tentu saja bertanya-tanya kenapa keluarga kami ‘bisa’ tidak menonton TV sampai 2 (dua) bulan…?
Pembaca yang budiman….
Kalau ada diantara Anda sudah mengenal kami, Anda juga pasti heran. Apa keluarga Mukhlis tidak sanggup membeli TV ? Atau malah sudah menjual TV-nya…..? (karena tidak punya uang, barangkali…)
Saya jawab : bukan itu sebabnya kami tidak nonton TV.

Sejak awal bulan puasa, kami sekeluarga sepakat tidak menonton siaran TV. Kebetulan saja pada hari Selasa, 09 September 2008, ada Saudara jauh kami yang berkunjung ke rumah, dengan tanpa sengaja merusak pesawat TV di rumah. Kami tidak marah. Dan kami harus bersyukur padanya, bahwa dengan begitu anak-anak saya terbebas dari ‘racun dunia yang menyesatkan.
Sebelumnya, sebagai orang tua dari 2 (dua) orang anak yang masih kecil, kami sangat khawatir dengan perkembangan siaran TV di Indonesia yang sangat tidak mendidik. Hampir semua stasiun TV mempunyai acara yang tidak mendidik. Ada TV yang ‘menjual’ sinetron mistik sebagai acara favorit. Ada juga yang menyiarkan sinetron-sinetron yang menjurus seks pada jam tayangan utama (prime time), yang seharusnya disiarkan pada jam 22.00 ke atas.
Dan sejak 2 (dua) bulan yang lalu, hati kami agak lega. Mudah-mudahan kami sekeluarga tetap komit bahwa di rumah kami “tidak ada siaran TV”
Mungkin saja bagi sebagian Pembaca, apa yang kami lakukan agak menjurus ‘radikal’ atau apapun nama lainnya. Silahkan saja berpikiran begitu, toh niat kami sangat tulus (bukan mencari sensasi) demi masa depan anak-anak kami.

Cukuplah kami mengikuti berita-berita faktual hanya melalui koran (kebetulan kami berlangganan Harian Kompas, sejak tahun 2001). Toh saya juga bisa mengakses internet tiap hari untuk mencari seagala informasi, tanpa harus mengorbankan ‘perkembangan jiwa’ anak-anak di rumah.

Pembaca yang budiman….
Hari ini saya mendapat berita gembira…! Malah, sangat gembira. Saya tidak sedang memenangkan kuis. Bukan itu…!! Tapi saya mendapat kabar bahwa KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) menghentikan program EMPAT MATA di Trans7.
Saya sudah lama ‘khawatir’ dengan EMPAT MATA. Bukan rahasia, Tukul Arwana,Host program tersebut berbicara dan bertingkah sangat vulgar dalam setiap episode. Bagi seorang Tukul, sangat mudah mengeluarkan statement-statement yang menjurus pornografi (kata-kata jorok). Dan juga seringkali bertingkah tidak sopan, seperti menegejek atau menghina Bintang Tamu, walaupun diakhir acara selalu meminta maaf dan menjelaskan bahwa semua yang diucapkan/dilakukan dalam acara EMPAT MATA tidak bermaksud menyakiti siapapun.
Namun tetap saja tidak mendidik….!!!

Saya sebagai masyarakat Indonesia sangat berterima kasih kepada KPI. Walaupun masih banyak program di stasiun TV lain yang juga perlu segera dihentikan, namun setidaknya ini merupakan langkah awal yang baik bagi KPI untuk menunjukkan ‘wibawa’nya sebagai Lembaga yang punya Power dalam menertibkan siaran-siaran TV di Indonesia.
Sekali lagi, saya harus memberi apresiasi positif. Mudah-mudahan hasil kerja KPI tidak saja menjadi prestasi bagi Lembaga, tapi juga mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT karena telah meng-eliminasi pengaruh ‘jelek’ terhadap generasi. Dan tentu saja apa yang sudah dilakukan bisa menjadi energy positif bagi para pembuat program, untuk tidak lagi membuat program yang ‘menjual mimpi’.

Pembaca yang saya hormati…
Tentu Anda bisa menarik benang merah, tindakan saya yang agak ‘radikal’ sejak 2 (dua) bulan lalu dengan kegembiraan saya atas tindakan KPI terhadap Trans7.
Terima kasih, bila ada diantara Anda yang mendukung sikap saya. Dan bagi yang tidak mendukung, silahkan saja…itu hak Anda.
Mungkin Anda punya cara sendiri untuk ‘menangkal’ pengaruh acara TV bagi keluarga Anda.

Selasa, 28 Oktober 2008

"ORANGTUA" MOEDA

Assalamu’alaikum…..

Beberapa hari yang lalu anak sulung saya, Ananda Fildza Alifa, berulang tahun ke 8. Perayaannya hanya kami lakukan secara sederhana dirumah kami, Pulo Kiton. Kami sebagai orangtua, sepakat dengannya untuk tidak merayakan secara meriah, mengingat tradisi perayaan juga bukan warisan yang baik bagi generasi Islami.
Tanpa terasa waktu terus berlalu. Tiba-tiba saja Fildza sudah berusia 8 tahun. Saya bersama Ibundanya masih teringat dan terbayang wajah dan bentuk tubuhnya yang bongsor sewaktu masih bayi. Masih terbayang wajah putihnya yang tembem…. Dan masih teringat bagaimana dia digendong para tetangga kami sewaktu kami masih berdomisili di Kota Jambi, 6 tahun yang lalu. Seakan-akan semua moment itu baru saja kami lewati beberapa minggu yang lalu….
Waktu begitu cepat berlalu……
Bisa dibayangkan, beberapa tahun lagi dia akan jadi gadis remaja tanggung. Sekarang saja dia sudah duduk di kelas 3 Madrasah.
Sebagai orangtua, tentu saja kami sangat berbahagia bangga. Apalagi dia juga tumbuh sehat, fisiknya lumayan tinggi. Belum lagi prestasi di bangku sekolah, selalu dapat rangking. Namun disisi yang lain kami juga sangat khawatir terhadap masa depannya. Bukannya takut dia tidak dapat pekerjaan kelak…bukan itu! Namun kami berfikir, bagaimana mendidiknya menjadi anak yang shalihah dan pintar….., sementara era Globalisasi (westernisasi) yang melanda Indonesia sangat mengkhawatirkan. Kita bisa melihat perkembangan dunia melalui media TV…. Begitu gencarnya pendangkalan akidah & moral…..melalui sinetron-sinetron yang sangat tidak mendidik.
Memang sejauh ini, kami merasa sudah berbuat yang terbaik demi anak kami. Fildza sendiri selain kami sekolahkan ke sekolah agama (MIN), juga setiap hari ikut pengajian di Balai Pengajian Pulo Kiton. Tentu saja kami tambah porsinya di rumah dengan mengkaji soal agama, walaupun belum pada tahapan yang memberatkan. Selain itu juga kami aplikasikan dengan memberi contoh yang baik sebagai orangtua.
Kami selalu mengedepankan sebuah contoh keluarga yang religi dengan bersandar pada teori-teori agama.
Saya yakin, pasangan muda yang lain juga menghadapi masalah yang sama dengan kami.
Semoga anak-anak kita menjadi generasi yang Islami kelak, mari kita mulai dari sekarang…...

Salam

Senin, 20 Oktober 2008

WANGI MASYITHAH

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pada saat malam terjadinya Isra’ saya mencium bau harum, sayapun bertanya, “Ya Jibril, bau harum apakah ini?”


Jibril menjawab, “Ini adalah bau wangi wanita penyisir rambut putri Fir’aun (Masyithah) dan anak-anaknya.”
Saya bertanya, ”Bagaimana bisa demikian?”
Jibril bercerita, “Ketika dia menyisir rambut putri Fir’aun suatu hari, tiba-tiba sisirnya terjatuh. Dia mengambilnya dengan membaca ”Bismillah (dengan nama Allah).”
Putri Fir’aun berkata, “Hai, dengan nama bapakku?”
Masyithah berkata, “Bukan, Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu begitu juga Tuhan bapakmu.”

Putri Fir’aun bertanya, “Kalau begitu, kamu punya Tuhan selain ayahku?
Wanita tukang sisir itu menjawab, “Ya.”
Anak putri Fir'aun berkata, 'Akan aku laporkan pada ayahku.'
Wanita tukang sisir menjawab, 'Silahkan!'


Putri Fir’aun kemudian melaporkan kepada bapaknya, dan Fir’aunpun kemudian memanggil Masyithah.
Fir’aun bertanya, “Ya Masyithah, apakah kamu mempunyai tuhan selain aku?”
Masyithah menjawab, “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.”

Kemudian Fir'aun memerintahkan untuk mempersiapkan periuk besar dari tembaga untuk dipanaskan. Satu persatu anak wanita tukang sisir itu kemudian dilemparkan ke dalam periuk yang mendidih.

Beberapa saat kemudian, Masyithah berkata kepada Fir’aun, “Saya mempunyai satu permohonan.”
Fir’aun menjawab, “Katakanlah.”
Masyithah berkata, “Saya ingin engkau mengumpulkan tulang-tulangku dan tulang-tulang anakku dalam satu kain/kantong untuk kemudian dikuburkan.”
Fir’aun menjawab, “Akan aku penuhi permintaanmu.”

Lalu satu demi satu anaknya dilemparkan ke dalam periuk mendidih itu di depan matanya, sampai akhirnya tinggal seorang bayi yang masih menyusu. Pada saat itu wanita tukang sisir nampak ragu-ragu.

Si bayi diatas gendongan Masyithah, atas izin Allah tiba-tiba berbicara, “Terjunlah Ibu! Ayo terjunlah, adzab dunia lebih ringan daripada adzab Akhirat.” Mendengar anaknya berbicara si ibupun langsung terjun bersama bayinya.

Demikianlah sebuah kisah yang tercantum dalam Musnad Imam Ahmad, 4/291-295 dan juga tercantum dalam Majma’uz Zawa’id, 1/65. Anisul Jalabi II, Ali Al-Hazza’. Kisah dari seorang wanita bernama Mashithah yang menjadi penerang kegelapan istana Fir’aun. Dia mempertahankan kebenaran, meskipun berat dan pahit terasa. Lalu siapakah pembawa obor bagi kita di kegelapan abad dua puluh satu ini?

Ibroh (Pelajaran yang dapat dipetik):
1. Anjuran untuk tetap sabar dan teguh ketika muncul fitnah.
2. Balasan itu sesuai dengan jenis amal yang dikerjakan.
3. Bagi yang bersabar dalam memegang teguh agama dan tidak takut dicela orang niscaya memperoleh pahala dan ganjaran yang sangat besar, sebagaimana firman Allah dalam QS: Az-Zumar: 10,
" Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas."
4. Seorang muslim diperbolehkan mengajukan permintaan yang mengandung kebaikan sekalipun kepada thaghut, sebagaimana kisah ini. Wanita tukang sisir anak gadis Fir'aun meminta agar tulang tubuhnya dan anak-anaknya dikubur menjadi satu.
5. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberi jalan keluar untuk para waliNya dari musibah atau bencana yang menimpa.
6. Ketetapan karamah Allah yang diberikan bagi orang shalih dan shalihah.
7. Karamah termasuk dalam kategori peristiwa langka dan luar biasa.

Kamis, 16 Oktober 2008

"MENYIKAPI MUSIBAH"

Lebaran kali ini terasa lebih meriah daripada Lebaran tahun lalu. Saya merasakan perbedaan itu. Orang lalu lalang di jalan raya dengan bermacam model kenderaan bermotor keluaran terbaru, menjadi bukti sahih keramaian itu... Namun sangat disayangkan pada saat orang lain memeriahkan Hari Raya dengan kusyuk dan ikhlas, ternyata dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk berbuat curang menganiaya orang lain.
Sebagian Perampok menggunakan moment Lebaran untuk mencari mangsanya. Begitu juga dengan Maling, tidak menyia-nyiakan kesempatan. Paman saya kehilangan sepeda motornya di teras rumahnya. Padahal ybs hanya sebentar masuk ke dalam rumah untuk mengganti pakaian. Begitu juga tetangga saya di Pulo Kiton, kehilangan 2 (dua) sepeda motor sekaligus. Benar-benar mereka tidak bernasib baik.
Sebagai saudara dan tetangga, kami hanya bisa menghibur dan menganjurkan agar mereka sgera melapor kepada aparat yang berwajib.
Namun disatu sisi, mereka (dan kita) harus mengambil hikmah dari kejadian itu. Mungkin sepeda motor tersebut bukannya rezeki mereka. Dan anggaplah hal itu suatu musibah dan merupakan "peringatan" dari Allah SWT kapada kita
Bencana atau musibah pada hakikatnya adalah cobaan dan ujian dari Allah kepada manusia. Hampir tak ada manusia yang terbebas dari ujian itu. Rasulullah Muhammad SAW sebagai manusia yang maksum juga mengalaminya. Khalifah Umar bin Khattab mengiaskan musibah sebagai gelombang di tengah lautan yang tidak mungkin dihilangkan. Manusia wajib berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan diri dan bahteranya dari gelombang yang mengintai setiap saat.

'Setiap musibah menimpaku, terdapat tiga kenikmatan” kata Khalifah Umar.
Pertama, musibah itu tidak menggoyahkan iman dan agamaku.
Kedua, musibah itu tidak lebih besar daripada apa yang memang telah ditentukan Allah.
Ketiga, Allah menjanjikan pahala besar bagi yang sabar tatkala tertimpa musibah.
Dalam setiap musibah (jiwa/harta) selalu terselip nikmat dan hikmah. Bila mau berpikir dan hati dekat dengan petunjuk Allah, maka kita akan selalu berprasangka baik terhadap Sang Pencipta. Musibah yang harus dihindari adalah bila menyangkut urusan agama. Terhadap yang satu ini tiada pelipur lara dan ucapan belasungkawa. Hanya satu jalan keluarnya yaitu bertobat dan kembali kepada Allah.

Ibnul Qayyim memberikan kiat agar kita merasa ringan ketika mengalami musibah yaitu mempercayai qadha dan qadar (keputusan dan ketentuan Allah), meyakini bahwa musibah yang menimpa tidak sebanding dengan apa yang telah diberikan Allah kepada kita, dan terakhir menghibur diri dengan mengkaji musibah orang lain yang mungkin lebih berat. Hanya sabar dan mengembalikan segalanya kepada Allah-lah yang bakal menguatkan lahir-batin seseorang manakala tertimpa musibah. Tiada Tuhan selain Allah, Esa, tidak bersekutu, bagi-Nya kerajaan dan segala puji, Dia-lah Zat yang menghidupkan dan yang mematikan serta yang berkuasa atas segala sesuatu, demikian wirid yang dianjurkan untuk diamalkan oleh setiap muslim yang tertimpa musibah.

Allah mendidik hati hamba-Nya dengan musibah, agar terpacu kadar ketakwaan kepada-Nya. Musibah itu bisa saja menimpa diri kita, saudara kita, tetangga kita, dan seterusnya. Dan bila musibah itu menimpa orang lain, maka apakah kita mau mengulurkan tangan untuk membantu saudara-saudara kita atau tidak, itu juga merupakan ujian bagi kita, barometer buat mengukur ketakwaan dan keimanan kita

Sabtu, 11 Oktober 2008

Dr. HASAN TIRO



Topik yang ingin saya tulis kali ini adalah soal Dr.Hasan Tiro. Sepertinya kita semua orang Aceh sudah mengetahui bahwa pada hari ini, tepatnya tadi pagi jam 10.30 Wib, Dr.Hasan Tiro dan rombongannya dari Malaysia telah mendarat dengan mulus di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar. Dan dari berbagai informasi yang kita terima bahwa agenda beliau yang pertama adalah bersilaturrahmi di Meligou Gubernur, baru kemudian dilanjutkan dengan orasi di Mesjid Raya Baiturrahman. Hal ini karena hari ini beliau merupakan tamu Pemerintahan Aceh dan rakyat Aceh secara keseluruhan.

Nah, ketika melewati Jalan Ramai tadi jam 13.00 wib saya melewati beberapa warung kopi yng dipadati pengunjung yang sedang menonton TV. Biasanya pemandangan seperti itu dikeranakan orang2 menonton sepakbola, biasanya Liga Primier, malam Minggu atau malam Senin. Tapi kali ini orang2 bukan menonton sepakbola, tapi menonton Siarang Langsung ACEH TV terkait kegiatan Dr.Hasan Tiro yang baru saja tiba di Banda Aceh. Betapa antusiasnya masyarakat Aceh. Seakan-akan kedatangan Dr.Hasan Tiro seperti kedatangan seorang tamu Negara yang sangat penting atau kedatangan seorang Presiden RI. Bagi saya sendiri, fenomena seperti ini hanya saya lihat ketika kedatangan Presiden Soeharto ke Banda Aceh tahun 1992, ketika saya masih menjadi Mahasiswa dan berdomisili di Banda Aceh. Dan ini adalah kali kedua, walaupun saya hanya menyimak melalui berita koran dan TV.

Ada apa gerangan dengan Dr.Hasan Tiro…? Saya rasa semua orang Aceh sudah mahfum… beliau adalah seorang “pejuang” kemerdekaan Aceh selama 29 tahun. Beliau adalah seorang Deklarator GAM, wadah perjuangan kemerdekaan bagi sebagian orang Aceh.
Walau tidak semua orang Aceh setuju dengan perjuangan kemerdekaan untuk memisahkan diri dari Indonesia, konon lagi menjdi Anggota GAM, namun kedatangan Dr.Hasan Tiro kembali ke Aceh seperti kembalinya Pahlawan yang hilang. Fenomena yang tampak hari ini adalah bukti sahih beliau sangat punya kharisma di mata orang Aceh (mendukung GAM atau tidak..) Bahwa hampir lima ratus ribuan orang Aceh dari berbagai Kabupaten/Kota hari ini tumpah ruah ke Banda Aceh, menjemput kepulangan Dr.Hasan Tiro dari luar negeri. Yang hadir ke Banda Aceh bisa dipastikan tidak semua merupakan Anggota KPA (atau simpatisan perjuangan lainnya), namun banyak juga dari kalangan pelajar dan pemuda yang selama ini tidak larut dalam ‘perjuangan’. Eforia seperti ini bisa dipastikan akan membangkitkan lagi rasa ke-aceh-an yang selama ini terkikis era Globalisasi.

Info dari KPA bahwa kepulangan Wali Nanggroe kali ini tidak ada agenda politik tertentu. Tidak juga terkait dengan agenda Pemilu 2009. Namun kepulangan beliau semata-mata karena rindu kampung halaman. Bagi kita warga masyarakat Aceh yang tidak berkecimpung dalam dunia politik, tidak mempedulikan apakah kepulangan beliau terkait Pemilu 2009 atau tidak…
Yang kita inginkan adalah perdamaian Aceh tetap abadi. Dan dengan kedatangan Dr.Hasan Tiro kita harapkan kesadaran semua pihak untuk terus memelihara perdamaian. Khususnya menjelang Pemilu 2009, agar berlangsung aman dan tertib serta berikan kebebasan bagi rakyat memilih sesuai dengan kehendak nuraninya.

Salam,
mukhlis aminullah
Ketua LSM LEPOE-MAT

Rabu, 17 September 2008

Penyebab melemahnya keimanan kepada Allah

Assalamu'alaikum, sahabat semua....

Tanpa terasa Ramadhan sudah berlalu selama 16 hari. Dan tiba-tiba saja kita sudah dihadapkan pada malam Nuzulul Qur'an yaitu suatu malam dimana permulaan turunnya ayat-ayat Al Qur'an..... Semoga amal ibadah Ramadhan yang sudah kita lakukan menjadi perisai diri kita menyongsong kehidupan yang lebih baik setelah Ramadhan nanti...

Sudah diketahui umum bahwa hidup di era globalisasi seperti sekarang merupakan tantangan yang luar biasa, apalagi dengan kondisi kehidupan di Indonesia yang hampir sama dengan kehidupan di Amerika. Maksud saya bukan dalam hal kesejahteraan, tetapi dalam hal banyaknya kemungkaran......
Bagi yang menyadari, sebenarnya sangat "menyedihkan" hidup di Indonesia.... tetapi umumnya sedikit sekali yang peduli dengan kondisi moral keseharian bangsa ini. Ada yang peduli korupsi, tapi hanya segelintir....
sementara korupsi jalan terus...! Begitu juga dengan praktek pengdangkalan akidah melalui media, jalan terus..., MUI & Ulama2 lainnya hanya diam sejuta bahasa.
Dan banyak contoh2 lainnya yang memang harus kita akui bahwa begitu banyak kemungkaran terjadi di tanah air kita.....di sekeliling kita....(yang konon 90 persen penduduknya beragama Islam).

Tanpa kita sadari, kita pun kadang terbawa arus dalam kehidupan yang "tak jelas" seperti sekarang. Berbahagialah rekan2 dan sahabat2 yang masih menyadarinya....Dan kita harus selalu berusaha menjaga kehidupan kita agar bersih dan selalu di jalan Allah.

Berikut ini ada beberapa catatan yang mungkin bisa menjadi peringatan bagi kita semua, agar bisa menjauhinya demi kesempurnaan iman kepada Allah SWT.

1. Terkotori oleh kemaksiatanKemaksiatan,

Sekecil apapun kemaksiatan adalah berbahaya, bukankah Nabi SAW bersabda: “Apabila seorang hamba berbuat dosa, maka diberikan noda hitam dalam hatinya.”
Maka janganlah melihat kecilnya sebuah maksiat, tapi lihat kepada siapa maksiat itu diarahkan?! Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa makna hajrul-qur’an (meninggalkan al-Qur’an) dalam surat al-Furqan bukan hanya berarti tidak membaca, melainkan juga tidak mau menghafal & mengamalkan al-Qur’an. Maka saat ditimpa musibah berat, jangan sedih, mungkin sedemikian banyaklah dosa kita. Tapi kita tak perlu putus asa, karena jika bertaubat insya Allah akan dihapus dosa tersebut oleh Allah SWT, sebagaimana kata para ulama : La Kaba’ir ma’al Istighfar, wala Shagha’ir ma’al Istimrar.

2. Berlebih-lebihan dalam hal yang mubah

Memang mubah adalah boleh, tapi jika berlebihan maka dapat merusak amal, minimal menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam Kitab at-Tauhid, Imam Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa pintu masuk syetan yang terakhir adalah pintu ini, setelah pintu murtad, pintu syirik, pintu bid’ah, pintu kufur, pintu maksiat dan pintu makruh.

3. Tidak sadar akan nilai nikmat Allah

Dalam Al Qur’an surat Ibrahim ayat 34 [1] disebutkan tentang demikian banyaknya limpahan nikmat-Nya pada diri kita. Juga surat QS al-Kautsar [2]. Maka nikmat RABB-mu yang mana lagi yang akan kamu dustakan (dengan tidak bersyukur/beribadah)? Sampai-sampai kita masuk jannah-pun karena nikmat-Nya dan bukan karena amal kita (HR Bukhari Muslim).

4. Lalai terhadap kebutuhan kita terhadap amal-amal tersebut.

Di antara manfaat istighfar adalah menambah kekuatan fisik, rizki, dsb [3]. Jika ingin diingat-Nya maka kita dulu harus ingat pada-Nya (Fadzkuruni adzkurkum…). Fenomena yang ada di antaranya ialah banyak menyia-nyiakan waktu, menunda-nunda atau bahkan sampai tak tahu apa yang akan dikerjakan lagi.

5. Lemahnya pemahaman yang benar tentang hakikat pahala yang berlipatganda.

Di antara amal yang paling dicintai Allah adalah yang kontinyu walau sedikit. Nabi SAW, jika ada waktu istirahat maka istirahat beliau SAW adalah melakukan shalat (Arihna ya Bilal bish Shalat…).

6. Melupakan kematian & apa yang menanti setelahnya.

Allah mengingatkan kita untuk senantiasa mempersiapkan bekal untuk setelah mati [4]. Kata Ali ra: “Shalatlah kalian seperti shalatnya seorang yang akan meninggalkan dunia.” Pesan Abubakar pada Aisyah ra: “… dan jika aku sudah meninggal, maka kafanilah aku dengan kain yang paling murah, karena ia hanya akan menjadi wadah nanah & darah…”

7. Mengira amalnya sudah cukupDicela oleh Allah SWT.

Nabi SAW saat turun surat Hud, Waqi’ah, An Naba’ & Takwir sampai beruban rambutnya.

8. Terlalu banyak tugas & pekerjaan

Maka harus tawazun, ingat kisah Salman & Abu Dzar ra. Nabi SAW membagi waktunya dalam 3 bagian: 1/3 untuk Rabb-nya, 1/3 untuk keluarganya & 1/3 untuk ummatnya.

9. Ditunda-tunda & dinanti-nanti

Sabda nabi SAW: “Persiapkanlah yang 5 sebelum datang yang 5: Masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu dan masa hidupmu sebelum masa matimu.” Orang yang kuat menurut Umar ra adalah orang bersegera dalam setiap amal.

10. Menyaksikan sebagian panutan dalam kondisi pengabaian

Imam Ghazali menyebutkan bahwa salah satu dosa kecil yang bisa menjadi dosa besar adalah dosa kecil yang dilakukan oleh ulama, karena dapat mengakibatkan ditiru orang lain. Oleh karenanya maka Nabi SAW demikian menekankan disiplin pada keluarganya (Fathimah ra, Ali ra, Hasan & Husein ra) sebelum orang lain.

Demikianlah sedikit catatan, semoga kita jadi hamba Allah yang tetap terpelihara iman.

Saleum dari kamoe bandum, seulamat puasa.

Minggu, 07 September 2008

UJI BACA AL QUR'AN

Assalamu'alaikum, rekan2 semua...

Sudah seminggu saya tidak menyapa rekan2 semua.... maklum saja, bulan puasa, aktivitas agak saya kurangi. Namun hari ini ada topik menarik yang ingin saya sampaikan, yaitu persoalan baca Al Qur'an bagi para Caleg di Aceh.

Seperti sudah kita ketahui, bahwa Qanun Aceh No.3 Tahun 2008 mensyaratkan bagi setiap Caleg di Provinsi Aceh harus bisa baca Al Qur'an, sesuai dengan labelnya bahwa kita adalah daerah Serambi Mekkah dan satu-satunya Provinsi yang menerapkan Syariat Islam di Indonesia. Pasal mengenai wajib bisa baca Al Qur'an itu sendiri sempat mendapat kritikan tajam dari beberapa kalangan, termasuk Gubernur Irwandi, beberapa waktu yang lalu. Mendagri juga sempat "menolak" pasal tersebut dengan alasan bertentangan dengan Peraturan di atasnya, termasuk UU No 10 Tahun 2008 tentang Pemilu.
Namun seiiring waktu yang terus bergulir, akhirnya Pemda Aceh & DPRA tetap sepakat pada wacana semula yaitu tetap mempertahankan pasal Uji Baca Al Qur'an bagi Caleg di Aceh.
Kita sebagai ummat Islam, wajib mendukung agar pasal tersebut benar2 diterapkan.....
Toh, kita sudah berpengalaman dengan Tes Uji Baca Al Qur'an bagi Calon Gubernur/Wakil Gubernur maupun Calon Bupati/Wakil Bupati tahun 2006 yang lalu...

Nah, persoalan tidak berhenti sampai disitu. KIP harus membuat juk-lak nya agar proses Uji Baca Al Qur'an benar2 dapat menjadi ajang seleksi bagi para Caleg...
Ternyata dalam prakteknya tidak semudah yang dibayangkan. KIP Aceh sendiri harus menguji 500-an Caleg. Begitu juga di beberapa Kabupaten/Kota, rata2 200 s/d 300-an Caleg yang harus di uji oleh KIP Kabupaten/Kota.

Permasalahan yang muncul sekarang adalah tidak adanya standarisasi terhadap kemampuan "bisa" membaca Al Qur'an seperti yang diterapkan pada Pilkada yang lalu. Yang cukup fatal adalah pernyataan salah seorang Anggota KIP Aceh bahwa KIP tidak terlalu ketat dalam hal Uji Baca Al Qur'an ini. Terkesan Uji Baca Al Qur'an hanya sekedar formalitas belaka.
Sangat disayangkan....!
Disamping itu KIP Kabupaten/Kota juga bingung dengan tidak adanya standarisasi tersebut. Belum lagi siapa yang berhak melakukan tes....? Tempatnya juga tidak jelas, apakah harus ditempat terbuka atau tidak..?

Makanya, rekan2 sekalian tidak perlu heran...
Di Aceh Barat, tes dilaksanakan oleh Ramaja Mesjid dan ditempat terbuka. Sementara di Abdya dilakukan di tempat tertutup. Belum lagi di beberapa tempat lainnya.
Intinya adalah tidak adanya keseragaman dalam hal Uji Baca Al Qur'an disetiap Kabupaten/Kota. Apa yang terjadi kemudian...? Bisa ditebak. Akan banyak muncul protes dari para Caleg dan partai terhadap hasil tes "mengaji" tersebut.

Seharusnya KIP Aceh harus membuat aturan yang tegas soal ini. Harus ada Peraturan KIP Aceh yang komprehenship agar tidak timbul masalah dikemudian hari. Tidak diragukan lagi, orang2 yang duduk sebagai Anggota KIP Aceh (pengambil kebijakan di KIP) adalah orang2 pilihan. Beberapa orang diantaranya adalah mantan Anggota KPU Kabupaten/Kota.
Kalaupun mereka sudah "lupa" mendesain bagaimana tes Uji Baca Al Qur'an, toh mereka masih bisa membuka arsip di Sekretariat KIP Aceh tentang tes Uji Baca Al Qur'an saat Pilkada yang lalu. Tidak ada salahnya mengadopsi, toh Anggota DPRA/K yang terpilih nantinya juga merupakan Pemimpin rakyat.

Rekan2 yang terhormat...
Mari kita tunggu, lakon selanjutnya, mudah2an semua Caleg di Aceh bisa membaca Al Qur'an...
Semoga..!

Minggu, 31 Agustus 2008

HATI-HATI DENGAN MENU BERBUKA PUASA ANDA..!

Apa kabar Saudara2 ku... apakah Anda sudah mempersiapkan diri menyambut Ramadhan..?
Tentu saja kita semua sudah mempersiapkan diri. Selain mempersiapkan diri dari sisi rohani, kita tentu juga mempersiapkan diri dari sisi jasmani.
Karena kesehatan fisik juga sangat penting dalam menjalankan ibadah puasa.

Puasa seharian menahan lapar kadang membuat Anda kalap saat berbuka. Jangan pernah tunda waktu berbuka puasa, tapi waspadai menu berbuka Anda bisa-bisa jadi racun tubuh!Selama berpuasa, saluran pencernaan Anda kosong sekitar 12 hingga 14 jam. Ketika tiba-tiba makanan masuk dengan bertubi-tubi, tubuh akan kaget. Hati-hati ini akan berakibat buruk pada lambung Anda.

Sebenarnya walau tidak terisi makanan dalam waktu yang relatif lama, lambung tak akan teriritasi begitu saja. Namun kebiasaan makan yang tidak teraturlah yang membuat lambung terluka. Sebaiknya makan perlahan dari yang ringan dulu supaya pertambahan kapasitas dan asam lambung meningkat perlahan.
Penelitian membuktikan bahwa bahan-bahan makanan seperti santan kelapa, gula aren, pisang, ubi dan waluh parang memiliki khasiat yang baik. Namun disaran- kan untuk tidak berlebihan. Cukup sebagai hidangan pembuka.
Hindari juga mengkonsumsi goreng-gorengan yang berlebihan juga makanan yang banyak mengandung es dan margarin. Gorengan dan margarin mengandung lemak tinggi yang membuat tubuh rentan terserang batuk dan memperlambat pengosongan lambung. Sementara minum es dapat menahan rasa lapar karena menimbulkan efek kenyang.
Awali menu Anda dengan minuman manis. Namun jangan juga terlalu berlebihan. Cari makanan yang mudah dicerna dan mengandung karbohidrat sederhana seperti jus mangga atau jambu biji, kurma, kolak, minuman buah-buahan, cendol dengan santan encer. Selama berpuasa, kadar gula menurun, untuk mengembalikannya lagi konsumsi makanan manis namun cukup sekitar 10% saja dari total kebutuhan kalori sehari.

Setelah berbuka ada baiknya Anda tinggalkan sejenak makanan untuk salat. Selain agar tidak melewatkan waktu shalat, hal ini juga baik untuk tubuh. Tujuannya untuk mengistirahatkan sejenak perut dari asupan makanan sebelum akhirnya diisi makanan berat. Jangan lupa selingi dengan air mineral.

Selama berpuasa, cairan tubuh Anda terkuras habis. Siang hari Anda berkeringat, apalagi jika bekerja maka cairan tubuh akan terserap habis-habisan. Minumlah yang banyak untuk menghindarkan tubuh dari dehidrasi. Batasi diri mengkonsumsi makanan dengan bumbu yang terlalu merangsang. Tambahkan juga buah dan sayuran yang cukup sebagai sumber vitamin, mineral dan serat yang cukup.

Oke, semoga bermanfaat bagi rekan2 sekalian.

sumber : http://www.detikhot.com/

KHUTBAH RASULULLAH SAW MENYAMBUT BULAN RAMADHAN

Assalamu’alaikum wr wb…..
Apa kabar Saudara2 ku sekalian……? Apakah Anda merasakan suasana hidup Anda berbeda dengan kemaren…? Atau mungkin saja Anda melihat dan merasakan suasana yang lain , hari ini……
Ya, Saudara2 ku… Saya merasakan suasana sekeliling saya ( termasuk ruang lingkup Kota Juang tercinta ), ada suasana meriah di setiap kesempatan. Sudah lazim, bagi kita sebagai masyarakat Aceh, bahwa sangat menyenangkan menyambut Ramadhan.
Ya, Mulai nanti malam kita akan melaksanakan Shalat Tharawih dan besok adalah permulaan kita menjalankan ibadah puasa.
Saya teringat pesan Rasulullah bagi kita Ummatnya dalam menyambut Ramadhan. Berikut ini saya kutip secara utuh, sebagai bahan pelajaran dan peringatan bagi kita dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan


Wahai manusia!
Sungguh telah datang pada kalian bulan penuh berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.
Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya.
Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.
Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin.
Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.
Wahai manusia!
Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah! Allah taala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.
Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: â€Å“Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.)
Rasulullah meneruskan: Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.
Wahai manusia!
Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka.
Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.
Wahai manusia!
Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: Aku berdiri dan berkata: â€Å“Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini? Jawab Nabi: Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah.
Wahai manusia!
sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu.
Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.
Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.
Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.
Para sahabat berkata, Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.
Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.
Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.
Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.
Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah).
Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Saleum, "SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA & IBADAH2 LAINNYA, SEMOGA ALLAH MENERIMA AMAL KITA DAN MENJADI PELINDUNG KITA DIAKHIRAT KELAK....."


Sabtu, 30 Agustus 2008

ZAKAT & PEMBERDAYAAN UMMAT

Zakat adalah ibadah wajib yang termasuk rukun Islam. Perintah wajibnya termaktub secara tegas dalam Alquran Surat At Taubah: 103, yang menjelaskan bahwa zakat itu diambil dari harta aghniya’ (orang yang mampu) sebagai pembersih dan penyuci harta mereka.
Kata khudz yang berarti ambillah menyiratkan sebuah tindakan proaktif, bukan pasif menunggu. Ini membutuhkan sebuah kerja professional karena berkaitan dengan pengelolaan dana umat. Itulah sebabnya badan atau Lembaga Amil Zakat menjadi sangat berperan. Secara ideal zakat harus mampu menjadi solusi bagi masalah umat, khususnya masalah ekonomi.
Zakat memiliki potensi untuk itu. Potensi zakat nasional mencapai 19,3 triliun (Studi Pusat Bahasa dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah dan Ford Foundation, 2004). Versi lain, seperti yang pernah diungkap Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, mencapai Rp 17 triliun. Jelas kedua data itu menggambarkan betapa besarnya potensi zakat. Kendati demikian, realitasnya masih jauh api dari panggang.
Dana umat yang berhasil dihimpun melalui badan dan Lembaga Amil Zakat tidak lebih dari lima persen. Sisanya belum jelas terhimpun dan tersalur melalui apa. Secara umum, ada dua alasan mengapa potensi zakat yang besar demikian belum optimal. Pertama, pemahaman seputar zakat belum lengkap. Ada sebagian masyarakat yang hanya mengetahui zakat itu sekadar zakat fitrah, yang besarnya hanya 2,5 kg beras atau senilai lima belas ribu rupiah. Ada juga yang memahami zakat itu hanya dibayarkan sepanjang Ramadhan sehingga dibatasi waktu satu bulan Ramadhan.
Pemahaman itu jelas membuat potensi zakat tidak terhimpun optimal. Bila hanya zakat fitrah, bagaimana mungkin potensinya mencapai triliunan rupiah? Begitu juga bila masa pembayarannya hanya pada Ramadhan, tentu membatasi para muzakki. Padahal, rezeki setiap orang tidak terbatas Ramadhan.Kedua, kebiasaan masyarakat memberikan zakat langsung kepada mustahik tanpa melalui badan atau lembaga amil zakat. Kebiasaan ini sah-sah saja selama tepat sasaran.
Tetapi, model distribusi gaya ini tetap menyisakan sejumlah kekurangan. Secara psikologis, mustahik akan merasa inferior, khususnya bila bertemu pemberi zakat. Belum lagi tentang keakuratan data dan kesinambungan program. Tentu sulit bila dilakukan oleh individu atau kelompok yang tidak memiliki kompetensi dalam pengelolaan dana zakat. Ini menjadi nilai lebih bagi badan atau lembaga amil zakat profesional. Mereka lebih mampu menjaga psikologis mustahik, memiliki data yang akurat, serta adanya perencanaan dan kesinambungan program.
Distribusi merata atau prioritasInilah salah satu pertanyaan yang sering muncul. Contoh, bila terkumpul dana zakat Rp 5 juta dan ada 50 mustahik di sebuah wilayah. Mana yang lebih baik, mendistribusikan dana itu secara merata kepada 50 orang mustahik, masing-masing 100 ribu, atau fokus pada 2-3 orang mustahik yang dinilai prioritas dan layak diberi dana untuk memberdayakan mereka? Semisal untuk modal usaha?
Tanpa mencoba menafikan satu dengan lainnya, tentu (semestinya) kita pilih yang dapat secara signifikan memberdayakan mustahik meskipun yang menerima sedikit. Artinya, ada prioritas. Tentu membutuhkan seleksi yang jelas prosedurnya agar tidak menimbulkan fitnah. Di sinilah keberadaan lembaga amil zakat yang profesional menemukan korelasi positifnya, menjadi sebuah kebutuhan. Bisa kita bayangkan bila yang mengurus pendistribusian dana tadi lembaga yang tidak profesional. Tentu fitnah akan bertebaran.
Sekadar perbandingan, pada zaman Rasulullah dan para sahabat, zakat diberikan kepada mustahik sampai mencukupi kebutuhan primernya sehingga mereka berdaya. Idealnya, pendistribusian yang merata, tapi memberdayakan. Akan tetapi, kondisi aktual kita berbicara lain. Mengingat jumlah orang miskin dan layak jadi mustahik sangatlah banyak, tidak sebanding dengan jumlah dana zakat yang siap didistribusikan sehingga membutuhkan waktu untuk proses pengentasannya.
Ubah mindsetAda hal yang terkadang kita lupakan dalam konteks pemberdayaan umat, mengubah mindset . Mengubah cara berpikir dari negatif menjadi positif. Dari mindset miskin menjadi mindset kaya.
Menurut hemat saya, kemiskinan yang paling mendasar adalah miskin pola pikir dan mental. Harta dan kekayaan sangat mungkin didapat bila pola pikir kita tidak miskin. Pengemis kini menjadi salah satu profesi yang menggiurkan. Meski harus menjual harga diri, secara nyata mengemis mendatangkan banyak penghasilan. Bahkan, di sebuah daerah di Jawa Timur terdapat sebuah kampung pengemis yang terdapat rumah-rumah yang bagus dan layak.
Dari mana didapat? Ternyata hasil mengemis. Pernah dalam suatu kesempatan saya mengorek informasi dari seorang pengemis cilik yang mengaku seluruh anggota keluarganya pengemis. Menurutnya, penghasilan total keluarganya yang berjumlah lima orang dari mengemis lebih dari Rp 70 ribu per hari.
Itu jumlah yang tidak sedikit. Mentalitas ala pengemis yang lebih berpikir cari gampangnya saja jelas merupakan masalah pelik yang dihadapi bangsa kita. Oleh sebab itu, bicara tentang pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh siapa pun, termasuk lembaga amil zakat, haruslah mampu mengubah mindset miskin tadi. Bila mindset tersebut tidak berubah, mustahil membuat para mustahik berdaya.
Yang ada hanya membuat mereka menikmati hidup sebagai mustahik. Selamanya menerima, bahkan meminta-minta. Padahal, Rasulullah bersabda: ”Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah”.Potensi zakat nasional di atas kertas sangatlah besar. Bila realitasnya masih belum mampu membuat umat ini berdaya, berarti ada yang salah.
Badan atau lembaga amil zakat yang ada memiliki PR superberat, yaitu menjadikan zakat sebagai solusi problematika umat. Memperbaiki kinerja, membangun, dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap LAZ menjadi bagian dari agenda besar tersebut. Ini bukan hanya menjadi tanggung jawab badan atau lembaga amil zakat. Sinergi dari pemerintah dan masyarakat jelas dibutuhkan.

oleh ; Wahyu Novyan
Alumnus Ilmu Komunikasi FISIP Unair
( dipublikasikan di Hr.Republika, 9 Agustus 2008 )

Kamis, 28 Agustus 2008

PINTU-PINTU MASUKNYA SYETAN

Hati manusia bagaikan benteng sedangkan syetan adalah musuh yang senantiasa mengintai untuk menguasai benteng tersebut. Kita tidak bisa menjaga benteng kalau tidak melindungi atau menjaga/menutup pintu-pintu masuknya syetan ke dalam hati.

Hati manusia bagaikan benteng sedangkan syetan adalah musuh yang senantiasa mengintai untuk menguasai benteng tersebut. Kita tidak bisa menjaga benteng kalau tidak melindungi atau menjaga/menutup pintu-pintu masuknya syetan ke dalam hati. Kalau kita ingin memiliki kemampuan untuk menjaga pintu agar tidak diserbu syetan, kita harus mengetahui pintu-pintu mana saja yang dijadikan syetan sebagai jalan untuk menguasai benteng tsb. Melindungi hati dari gangguan syetan adalah wajib oleh karena itu mengetahui pintu masuknya syetan itu merupakan syarat untuk melindungi hati kita maka kita diwajibkan untuk mengetahui pintu-pintu mana saja yang dijadikan jalan untuk menguasi hati manusia.

Pintu tempat masuknya syetan adalah semua sifat kemanusiaan manusia yang tidak baik. Berarti pintu yang akan dimasuki syetan sebenrnya sangat banyak, Namun kita akan membahas pintu-pintu utama yang dijadikan prioritas oleh syetan untuk masuk menguasai manusia. Di antara pintu-pintu besar yang akan dimasuki syetan itu adalah:

1. Marah

Marah adalah kalahnya tentara akal oleh tentara syetan. Bila manusia marah maka syetan bisa mempermainkannya seperti anak-anak mempermainkan kelereng atau bola. Orang marah adalah orang yang sangat lemah di hadapan syetan.

2. Hasad

Manusia bila hasud dan tamak menginginkan sesuatu dar orang lain maka ia akan menjadi buta. Rasulullah bersabda:” Cintamu terhadap sesuatu bisa menjadikanmu buta dan tuli” Mata yang bisa mengenali pintu masuknya syetan akan menjadi buta bila ditutupi oleh sifat hasad dan ketamakan sehingga tidak melihat. Saat itulah syetan mendapatkan kesempatan untuk masuk ke hati manusia sehingga orang itu mengejar untuk menuruti syahwatnya walaupun jahat.

3. Perut kenyang

Rasa kenyang menguatkan syahwat yang menjadi senjata syetan. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Iblis pernah menampakkan diri di hadapan Nabi Yahya bin Zakariyya a.s. Beliau melihat pada syetan beberapa belenggu dan gantungan pemberat untuk segala sesuatu seraya bertanya. Wahai iblis belenggu dan pemberat apa ini? Syetan menjawab: Ini adalah syahwat yang aku gunakan untuk menggoda anak cucu Adam.Yahya bertanya: Apa hubungannya pemberat ini dengan manusia ? Syetan menjawab: Bila kamu kenyang maka aku beri pemberat sehingga engkau enggan untuk sholat dan dzikir. Yahya bertanya lagi: Apa lainnya? Tidak ada! Jawab syetan. Kemudian Nabi Yahya berkata:
Demi Allah aku tidak akan mengenyangkan perutku dengan makanan selamanya.
Iblis berkata. Demi Allah saya tidak akan memberi nasehat pada orang muslim selamanya.
Kebanyakan makan mengakibatkan munculnya enam hal tercela:
・ Menghilangkan rasa takut kepada Allah dari hatinya.
・ Menghilangkan rasa kasih sayang kepada makhluk lain karena ia mengira bahwa semua makhluk sama kenyangnya dengan dirinya.
・ Mengganggu ketaatan kepada Allah
・ Bila mendengarkan ucapan hikmah ia tidak mendapatkan kelembutan
・ Bila ia bicara tentang ilmu maka pembicaraannya tidak bisa menembus hati manusia.
・ Akan terkena banyak penyakit jasmani dan rohani

4. Cinta perhiasan dan perabotan rumah tangga

Bila syetan melihat hati orang yang sangat mencintai perhiasan dan perabotan rumah tangga maka iblis bertelur dan beranak dan menggodanya untuk terus berusaha melengkapi dan membaguskan semua perabotan rumahnya, menghiasi temboknya, langit-langitnya dst. Akibatnya umurnya habis disibukkan dengan perabotan rumah tangga dan melupakan dzikir kepada Allah.

5. Tergesa-gesa dan tidak melakukan receck

Rasulullah pernah bersabda: Tergesa-gesa termasuk perbuatan syetan dan hati-hati adalah dari Allah SWT. Allah berfirman: ”Manusia diciptakan tergesa-gesa” dalam ayat lain dditegaskan: “Sesungguhnya manusia itu sangat tergesa-gesa. Mengapa kita edilarang tergesa-gesa? Semua perbuatan harus dilakukan dengan pengetahuan dan penglihatan mata hati. Penglihatan hata hati membutuhkan perenungan dan ketenangan. Sedangkan tergesa-gesa menghalangi itu semua. Ketika manusia tergesa-gesa dalam melakukan kewajiban maka syetan menebarkan kejahatannya dalam diri manusia tanpa disadari.

6. Mencintai harta

Kecintaan terhadap uang dan semua bentuk harta akan menjadi alat hebat bagi syetan. Bila orang memiliki kecintaan kuat terhadap harta maka hatinya akan kosong. Kalau dia mendapatkan uang sebanyak satu juta di jalan maka akan muncul dari harta itu sepuluh syahwat dan setiap syahwat membutuhkan satu juta. Demikianlah orang yang punya harta akan merasa kurang dan menginginkan tambahan lebih banyak lagi.

7. Ta’assub bermadzhab dan meremehkan kelompok lain.

Orang yang ta’assub dan memiliki anggapan bahwa kelompok lain salah sangat berbahaya. Orang yang demikian akan banyak mencaci maki orang lain.
Meremehkan dan mencaci maki termasuk sifat binatang buas. Bila syetan menghiasi pada manusia bahwa taassub itu seakan-akan baik dan hak dalam diri orang itu maka ia semakin senang untuk menyalahkan orang lain dan menjelekkannya.

8. Kikir dan takut miskin.

Sifat kikir ini mencegah seseorang untuk memberikan infaq atau sedekah dan selalu menyeru untuk menumpuk harta kekayaan dan siksa yang pedih adalah janji orang yang menumpuk harta kekayaan tanpa memberikan haknya kepada fakir miskin. Khaitsamah bin Abdur Rahman pernah berkata: Sesungguhnya syaitan berkata: Anak cucu Adam tidak akan mengalahkanku dalama tiga hal perintahku: Aku perintahkan untuk mengambil harta dengan tanpa hak, menginfakkannya dengan tanpa hak dan menghalanginya dar hak kewajibannya (zakat).

Sufyan berkata: Syetan tidak mempunyai senjata sehebat senjata rasa takutnya manusia dari kemiskinan. Apabila ia menerima sifat ini maka ia mengambil harta tanpa hak dan menghalanginya dari kewajiban zakatnya.

9. Memikirkan Dzat Allah

Orang yang memikirkan dzat Allah tidak akan sampai kepada apa yang diinginkannya ia akan tersesat karena akal manusia tidak akan sampai kesana. Ketika memikirkan dzat Allah ia akan terpeleset pada kesyirikan.

10. Suudzon terhadap orang Islam ghibah.

Allah berfirman dalam Surat Al Hujuroot 12 sbb.:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Rasulullah pernah bersabda: Jauhillah tempat-tempat yang bisa memunculkan prasangka buruk.

Kalau ada orang yang selalu suudzdzon dan selalu mencari cela orang lain maka sebenarnya ia adalah orang yang batinnya rusak. Orang mukmin senantiasa mencari maaf dan ampunan atetpi orang munafik selalu mencari cela orang lain.

Itulah sebagian pintu-pintu masuknya syetan untuk menguasai benteng hatinya.
Kalau kita teliti secara mendetail kita pasti tidak akan mempu menghitus semua pintu masuknya syetan ke dalam hati manusia

Sekarang bagiamana solusi dari hal ini? Apakah cukup dengan zikrullah dan mengucapkan “Laa haula wa laa quwwata illa billah”? ketahuilah bahwa upaya untuk membentengi hati dari masuknya serbuan syetaan adalah dengan menutup semua pintu masuknya syetan dengan membersihkan hati kita dari sifat-sifat tercela yang disebutkan di atas. Bila kita bisa memutuskan akar semua sifat tercela maka syetan mendapatkan berbagai halangan untuk memasukinya ia tidak bisa menembus ke dalam karena zikrullah. Namun perlu diketahui bahwa zikir tidak akan kokh di hati selagi hati belum dipenuhi dengan ketakwaan dan dijauhkan dari sifat-sifat tercela. Bila orang yang hatinya mamsih diliputi oleh akhlak tercela maka zikrullah hanyalah omongan jiwa yang tidak menguasai hati dan tidak akan mampu menolak kehadiran syetan. Oleh sebab itu Allah berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. ( Al A’raaf 201)

Perumpamaan syetan adalah bagaikan anjing lapar yang mendekati anda. Bila anda tidak memiliki roti atau daging pasti ia akan meninggalkanmu walaupun Cuma menghardiknya dengan ucapan kaita. Tapi bila di tangan kita ada daging maka ia tidak akan pergi dari kita walaupun kita sudah berteriak ia ingin merebut daging dari kita. Demikian juga hati bila tidak memiliki makanan syetan akan pergi hanya dengan dzikrullah. Syahwat bila menguasi hati maka ia akan mengusir dzikrullah dari hati ke pinggirnya saja dan tidak bisa merasuk dalam relung hati. Sedangkan orang-orang muttaqin yang terlepas dari hawa nafsu dan sifat-sifat tercela maka ia akan dimasuki syetan bukan karena syahwat tapi karena kelalaian daari dzikrullah apabila ia kembali berdzikir maka syetan langsusng. Inilah yang ditegaskan firman Allah dalam ayat sebelumnya:

Artinya: Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. ( Al A’roof ayat 200)

Dalam ayat lain disebutkan:

Artinya: Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan ini tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (An Nahl 98-100)

Mengapa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Bila Umar ra. Melewati suatu lereng maka syetan mengambil lereng selain yang dilewati Umar.”? Karena Umar memiliki hati yang bersih dari sifat-sifat tercela sehingga syetan tidak bisa mendekat. Kendatipun hati berusaha menjauhkan diri dari syetan dengan dzikrullah tapi mustahil syetan akan menjauh dari kita bila kita belum membersihkan diri dari tempat yang disukai syetan yaitu syahwat, seperti orang yang meminum obat sebelum melindungi dir dari penyakit dan perut masih disibukkan dengan makanan yang kerasa dicerna. Taqwa adalah perlindungan hati dari syahwat dan nafsu apabila zikrullah masuk kedalam hati yang kosong dari zikir maka syetan mendesak mamsuk seperti masuknya penyakit bersamaan dengan dimakannya obat dalam perut yang masih kosong.
Allab SWT berfirman :

Artinya: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. (Qoof 37)

Oleh Dr.H. Achmad Satori

Leadership of Muhammad

Dalam wacana dan spiritualitas Islam, Nabi Muhammad SAW memiliki kedudukan yang begitu signifikan. Dia menempati posisi barzakh (penengah) antara Allah SWT dengan alam semesta, terutama umat manusia. Sehubungan dengan Allah SWT, dialah sosok tokoh yang sedemikian kontemplatif, sedemikian akrab dengan-Nya.
Sementara berkaitan dengan umat manusia, dia mementaskan peran yang amat kombatif dan konstruktif demi tergelarnya kehidupan yang bersih serta berperadaban.

Di keheningan jiwa Nabi Muhammad SAW, terbuntal nilai-nilai transendental yang tak terbantahkan oleh kalangan spiritualis mana pun. Sedangkan pada manifestasi hidupnya yang wadag di tengah kehidupan horizontal, dia tidak pernah lelah menyembulkan perilaku-perilaku humanis-altruistik: cinta, kasih sayang, penghormatan, keadilan, kejujuran, dan amanah adalah segepok permata yang mengganduli sekujur hidupnya, mulai awal hingga ujung umurnya. Dia, sebagaimana diungkap Frithjof Schuon, adalah perwujudan kedamaian, kemurahan hati, dan kekuatan.

Dialah equilibrium yang final: keberpihakannya pada hukum-hukum Allah SWT tidak membuatnya keras hati dan kasar terhadap sesama, tapi sepenuhnya dibungkus oleh jiwa besarnya yang di kalangan sahabat-sahabatnya sendiri pun bahkan dinilai terlampau manusiawi. Dialah manusia langit sekaligus manusia bumi: sesosok personifikasi yang secara maksimal mewadahi kepentingan-kepentingan dunia dan akhirat umat manusia.

Dengan demikian, memperingati hari kelahirannya (mawlid) secara ideal berarti berupaya memungut kembali jejak-jejak teladan yang telah banyak tertimbun oleh busa-busa sejarah dan lipatan-lipatan angkara murka. Mengenang hari kelahirannya juga berarti berjerih payah memasuki kedalaman diri yang suci untuk kemudian keluar dengan pengejawantahan hidup yang baru, mulia, dan bestari.

Dari Penguasa ke Pemimpin

Di tengah berlangsungnya sistem sosial yang carut-marut di negeri ini dalam tempo yang cukup lama, memperingati Maulid Nabi Muhammad dalam pengertian yang luas secara substansial dan penuh kesungguhan betul-betul merupakan suatu tuntutan moral yang tak terelakkan. Setidaknya kalau bangsa ini memiliki kesadaran dan kesiapan untuk tidak terus memasuki jurang malapetaka yang semakin hari semakin kelam.

Bukan tanpa alasan, bangsa yang dulu dibangun Nabi Muhammad semula adalah satuan kafilah-kafilah yang jauh lebih brengsek dan biadab dibandingkan bangsa Indonesia hari ini.
Dengan demikian, bukanlah merupakan hal yang mustahil bahwa dengan meneladani esensi dan pola-pola kepemimpinan Nabi Muhammad yang penuh kearifan serta ketulusan, bangsa Indonesia akan segera sanggup keluar dari rentetan episode kemurungan yang diciptakan sendiri.

Dalam konteks ini, tentu saja yang kali pertama ditagih dan dituntut untuk mengimplementasikan pola-pola dan sistem kepemimpinan Nabi Muhammad adalah para penguasa di negeri ini, mulai pucuk yang teratas hingga yang terbawah, mulai presiden hingga kepala rumah tangga. Kepedulian yang serentak dan holistik dari segenap penguasa di negeri ini untuk menerapkan kepemimpinan yang ideal itu merupakan suatu hal yang niscaya, tidak boleh ditawar-tawar, minimal kalau mereka menyadari bahwa tanggung jawab sosial yang berat di negeri ini sepenuhnya bergelayut di depan hidung mereka.

Penguasa dan pemimpin: meski bisa saja berada pada jenjang yang sama atau malah tunggal, keduanya mengacu pada konotasi yang berbeda, bahkan pada satu atau dua hal tertentu bisa saja berlawanan. Penguasa adalah prototipe pemintasan sekian ambisi untuk meraih kepentingan-kepentingan yang, baik langsung maupun tidak, pada akhirnya dihalau untuk bermuara terhadap dirinya sendiri. Bisa berupa kekayaan-kekayaan duniawi, bisa juga berupa sanjungan serta tepuk tangan. Untuk mendapuk "prestasi sekaligus prestise" yang oleh kebanyakan mereka dianggap sebagai cita-cita ideal itu.

Mereka sering menjadikan rakyat kecil (grass root) sebagai modal utama yang ujung-ujungnya setelah ambisi mereka tercapai dijadikan tumpuan dari segenap kebohongan mereka. Karena itu, sepanjang terlontar dari mulut mereka, adegium berikut ini sama sekali tidaklah berlaku: vox populi vox dei, suara rakyat merupakan representasi suara Tuhan.

Sedangkan seorang pemimpin adalah yang mengorientasikan seluruh dedikasi dan perjuangannya semata untuk kemajuan serta kesejahteraan rakyat. Dengan sadar dan khidmat, dia sanggup memerankan diri secara total dan tulus sebagai abdi rakyat, bukan penguasa yang setiap saat selalu merasa kuat untuk menelikung dan mengisap nasib rakyatnya.

Dalam ruang lingkup pemahaman dan paradigma ini, transformasi dari kepengusaan ke kepemimpinan merupakan suatu keharusan yang mesti diejawantahkan oleh siapa pun yang telah dipercaya rakyat untuk memandu perjalanan negeri ini. Para penguasa harus memasuki ruang pertobatan masing-masing untuk kemudian menjelmakan diri mereka sebagai para pemimpin dengan terutama mengacu pada nilai-nilai kepemimpinan yang telah diteladankan Nabi Muhammad.

Pemimpin Simpatik

Kepemimpinan yang diejawantahkan dan diwariskan Nabi Muhammad kepada orang-orang sesudahnya adalah kepemimpinan yang penuh simpatik. Dengan kalimat lain, dia tidak pernah secuil pun bertindak dengan mengatasnamakan umatnya demi hajatnya sendiri. Tapi, seluruh yang dimiliki dia tumpahkan dengan penuh kasih sayang terhadap umatnya, terutama dari kalangan mereka yang malang dan papa.

Sebagai pemimpin, keberpihakan Nabi Muhammad kepada umatnya betul-betul ditumpahkan secara lahir dan batin. Artinya, dia tidak hanya memikirkan dan berupaya menyejahterakan umatnya secara fisikal atau lahiriah belaka. Tapi, yang terutama lebih ditekankan kali pertama adalah hegenisasi spiritual atau batiniah yang merupakan fondasi paling kukuh bagi tegaknya esensialitas kebahagiaan umatnya.

Dalam melaksanakan model kepemimpinan yang komprehensif itu, umat manusia di sekelilingnya betul-betul merupakan tumpuan perhatian Nabi Muhammad. Suka dan derita mereka adalah suka dan deritanya juga. Antara dia dengan umatnya laksana satu tubuh yang tunggal rasa dan tunggal nasib.

Karena itu, di mana pun dia berada di kalangan umatnya, dia senantiasa menampakkan sikapnya yang sedemikian egaliter dan familier. "Aku juga manusia sebagaimana kalian semua" merupakan ungkapannya yang populer karena sering diulang-ulang demi tergelarnya kehidupan yang berasas kesamarataan dan kesamarasaan.

Model kepemimpinan semacam itu membuatnya senantiasa merasa aman dari kemungkinan munculnya gangguan dari kalangan umatnya. Lantaran itu, ke mana pun dia pergi, tidak pernah terlintas di benaknya untuk menggempalkan para bodyguard dan barisan preman yang akan menjaganya.

Andaikan para penguasa di negeri ini betul-betul bekerja keras untuk menerapkan model kepemimpinan Nabi Muhammad, niscaya krisis multidimensi yang mendera negeri ini segera hengkang ke dalam kekelaman sejarah.

Wallahu a’lam bis-sawab.

oleh : Kuswaidi Syafi’ie, dosen tasawuf di PP Universitas Islam Indonesia

CIRI-CIRI PEMIMPIN DALAM ISLAM

Tanpa terasa, waktu terus berlalu… ternyata kita sebagai rakyat Aceh sudah hampir dua tahun memilih Gubernur/Wakil Gubernur. Khusus bagi masyarakat Bireuen, sudah setahun lebih dipimpin oleh duet Drs.Nurdin Abdul Rahman / Drs.Busmadar Ismail. Mereka adalah Pemimpin-pemimpin kita. Hasil pilihan kita pada Pilkada beberapa waktu yang lalu.

Tanpa terasa, waktu terus berlalu…. Seakan baru tahun lalu kita disibukkan dengan Pilkada Bupati/Wakil Bupati Bireuen. Hiruk pikuk Pemilihan beberapa waktu yang lalu sudah terasa kembali saat ini, menjelang Pemilu 2009. Seperti yang sudah kita ketahui, pada Pemilu 2009 kita sebagai rakyat akan didaulat kembali untuk datang ke TPS-TPS terdekat untuk menggunakan hak pilih kita.
Lagi-lagi kita diminta memilih…..

Nah, apa yang akan kita pilih…? Sejak sekarang sudah disodorkan kepada kita nama-nama Calon Anggota Dewan yang harus kita pilih pada 9 April 2009. Nama-nama tersebut akan diumumkan oleh KIP Aceh dan KIP Kabupaten/Kota tidak lama lagi.
Silahkan Anda lihat….siapa-siapa saja mereka ? Kemudian ada beberapa bulan kesempatan Anda untuk berpikir untuk menentukan pilihan… pakai hati nurani, jangan karena terpaksa walaupun ada paksaan…
Silahkan Anda pakai kriteria-kriteria tertentu, namun satu hal, jangan Anda kesampingkan kriteria utama sebagaimana diajarkan dalam agama kita, Islam.

Pemimpin yang baik adalah yang tidak meminta untuk dipilih akan tetapi diminta oleh masyakat untuk dipilih menjadi pemimpin. Ibnu Qayyim berkata "boleh memberikan jabatan dan kedudukan kepada orang yang memintanya jika dia memiliki kemampuan untuk posisi itu".

Boleh diberikan jabatan bagi yang meminta, jika yang meminta memenuhi tiga syarat berikut:
1. Ikhlas dan loyalitasnya serta pengalaman yang panjang.
2. Memiliki amanah dan mampu mengemban jabatan itu.
3. Memiliki keunggulan dari yang lainnya.

Pemimpin adalah seorang pengembala yang menuntun gembalanya dari depan bukan menghalaunya dari belakang.Ketika Imam Amad ditanya tentang dua orang yang menjadi pemimpin dalam peperangan, salah seorang dari keduanya kuat namun berlaku maksiat, sedangkan yang satu lagi seorang yang shaleh tapi lemah.

Mana diantara keduanya yang akan ditugaskan untuk memimpin peperangan? Maka berkatalah Imam Ahmad, orang yang bermaksiat namun kuat.

Kekuatanya sangat berguna bagi kaum muslimin, sedangkan maksiatnya berbahaya bagi diri sendirinya. Sedangkan orang yang shaleh namun lemah, kesalehannya hanya untuk dirinya sendiri, dan kelemahannya akan menjadi beban bagi kaum muslimin. Maka pasukan hendaklah diberangkatkan di bawah kepemimpinan orang yang kuat meski dia maksiat.

Dr.Thariq Muhammad as Suwwecv waidan menulis dalam bukunya "Sukses menjadi pemimpim Islam" Seseorang yang menjadi pemimpin haruslah memenuhi enam(6) persyaratan, yaitu:

1. Mempunyai kekuatan
Kekuatan yang dimaksudkan disini adalah kemampuan dan kapabilitas serta kecerdasan dalam menunaikan tugas-tugas.
Ibnu Taimiyah berkata,"Sesungguhnya kekuatan dalam setiap pekerjaan memiliki standarnya sendiri.

2. Amanah.
Yang dimaksud dengan amanah disini adalah kejujuran, dan kontrol yang baik.

3. Adanya kepekaan nurani yang dengannya diukur hak-hak yang ada.

4. Profesional
Hendaklah dia menunaikan kewajiban-kewajiban yang dibebankan padanya dengan tekun dan profesional.

5. Tidak mengambil kesempatan dari posisi atau jabatan yang sedang didudukinya.

6. Menempatkan orang yang paling cocok dan pantas pada satu-satu jabatan.

Dari beberapa keterangan yang pengasuh baca tidak ada yang secara jelas menerangkan boleh tidaknya orang yang berpenyakit yang tidak sembuh lagi untuk menjadi pemimpin.Maka dari itu orang berpenyakit yang tidak bisa sembuh pada kebiasaan bisa dipilih menjadi pemimpin asalkan beberapa syarat diatas terpenuhi padanya.

Para ahli hukum agama sangat senang pada setiap waktu shalat berjamaah apabila ada orang yang bersedia menjadi Imam shalat karena menjadi Imam sangat banyak aspek yang perlu kita jaga dan pelihara baik dengan Allah yang kita sembah ataupun dengan makmum yang menjadi pengikut kita.
Pada saat sekarang ini sangat sulit mencari Imam/pemimpin yang menyamai imam/pemimpin pada masa sahabat dan tabi'-tabi'n.

Keterangan dalam kitab Al-Bajuri juz I, hal 193 s/d 200. Syarat untuk menjadi Imam bagi shalat fardhu antara lain harus orang yang bacaan alqur'annya bagus, orang yang sudah baliq, qari dan lain-lain.
Keterangan dalam kitab Qulyubi juz I, hal 235 "Kesimpulan pembahasan yang telah lalu, dasar pendapat yang muktamat, Imam shalat yang terbaik adalah orang yang adil, ahli fiqih, qari.....maka yang bagus suara dan yang manis wajahnya".

Keterangan diatas menunjuki orang berpenyakit yang tidak sembuh lagi menurut kebiasaan tidak menjadi halangan sebagai Imam shalat asalkan memenuhi persyaratan menjadi Imam shalat. Dan kalau ada orang lain yang lebih sempurna akan lebih baik orang sempurnalah yang menjadi Imam karena untuk menjaga kekhusyukan makmum dalam beribadah.

Demikianlah sedikit info untuk Anda, semoga tidak memilih Pemimpin yang salah.

Salam,
mukhlis aminullah
Ketua LSM LEPOE-MAT

Senin, 25 Agustus 2008

GOOD GOVERNANCE

Definisi Good Governance

Sejak tumbangnya rezim Orde Baru dan digantikan dengan gerakan reformasi, istilah Good Governance begitu popular. Hampir di setiap event atau peristiwa penting yang menyangkut masalah pemerintahan, istilah ini tak pernah ketinggalan. Bahkan dalam pidato-pidato, pejabat negara sering mengutip kata-kata di atas. Pendeknya Good Governance telah menjadi wacana yang kian popular di tengah masyarakat.
Meskipun kata Good Governance sering disebut pada berbagai event dan peristiwa oleh berbagai kalangan, pengertian Good Governance bisa berlainan antara satu dengan yang lain. Ada sebagian kalangan mengartikan Good Governance sebagai kinerja suatu lembaga, misalnya kinerja pemerintahan suatu negara, perusahaan atau organisasial masyarakat yang memenuhi prasyarat-prasyarat tertentu. Sebagian kalangan lain ada yang mengartikan good governance sebagai penerjemahan konkret demokrasi dengan meniscayakan adanya civic culture sebagai penopang sustanaibilitas demokrasi itu sendiri.
Masih banyak lagi ‘tafsir’ Good Governance yang diberikan oleh berbagai pihak. Seperti yang didefinikan oleh World Bank sebagai berikut: Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.
Namun untuk ringkasnya Good Governance pada umumnya diartikan sebagai pengelolaan pemerintahan yang baik. Kata ‘baik’ disini dimaksudkan sebagai mengikuti kaidah-kaidah tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Good Governance.

Prinsip-prinsip Good Governance

Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-prinsip di dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur kinerja suatu pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia telah bersinggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip good governance. Menyadari pentingnya masalah ini, prinsip-prinsip good governance diurai satu persatu sebagaimana tertera di bawah ini:
1. Partisipasi Masyarakat
Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif.
2. Tegaknya Supremasi Hukum
Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk di dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.
3. Transparansi
Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
4. Peduli pada Stakeholder
Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.
5. Berorientasi pada Konsensus
Tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur.
6. Kesetaraan
Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka.
7. Efektifitas dan Efisiensi
Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin.
8. Akuntabilitas
Para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan organisasi-organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggung jawaban tersebut berbeda satu dengan lainnya tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.
9. Visi Strategis
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.

Pilar-pilar Good Governance

Good Governance hanya bermakna bila keberadaannya ditopang oleh lembaga yang melibatkan kepentingan publik. Jenis lembaga tersebut adalah sebagai berikut :
1. Negara
a. Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil
b. Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan
c. Menyediakan public service yang efektif dan accountable
d. Menegakkan HAM
e. Melindungi lingkungan hidup
f. Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik
2. Sektor Swasta
a. Menjalankan industri
b. Menciptakan lapangan kerja c. Menyediakan insentif bagi karyawan
d. Meningkatkan standar hidup masyarakat
e. Memelihara lingkungan hidup
f. Menaati peraturan
g. Transfer ilmu pengetahuan dan tehnologi kepada masyarakat
h. Menyediakan kredit bagi pengembangan UKM
3. Masyarakat Madani
a. Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi
b. Mempengaruhi kebijakan publik
c. Sebagai sarana cheks and balances pemerintah
d. Mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah
e. Mengembangkan SDM
f. Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat

Agenda Good Governance

Good Governance sebagai suatu gerakan adalah segala daya upaya untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang baik. Oleh karena itu gerakan good governance harus memiliki agenda yang jelas tentang apa yang mesti dilakukan agar tujuan utamanya dapat dicapai. Untuk kasus Indonesia, agenda good governance harus disesuaikan dengan kondisi riil bangsa saat ini, yang meliputi:
1. Agenda Politik
Masalah politik seringkali menjadi penghambat bagi terwujudnya good governance. Hal ini dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya adalah acuan konsep politik yang tidak/kurang demokratis yang berimplikasi pada berbagai persoalan di lapangan. Krisis politik yang melanda bangsa Indonesia dewasa ini tidak lepas dari penataan sistim politik yang kurang demokratis. Oleh karena itu perlu dilakukan pembaharuan politik yang menyangkut masalah-masalah penting seperti:
a. Amandemen UUD 1945 Sebagai sumber hukum dan acuan pokok penyelenggaraan pemerintahan, amandemen UUD 1945 harus dilakukan untuk mendukung terwujudnya good governance seperti pemilihan presiden langsung, memperjelas susunan dan kedudukan MPR dan DPR, kemandirian lembaga peradilan, kemandirian kejaksaan agung dan penambahan pasal-pasal tentang hak asasi manusia.
b. Perubahan Undang-Undang Politik dan Undang-Undang Keormasan yang lebih menjamin partisipasi dan mencerminkan keterwakilan rakyat.
c. Reformasi agraria dan perburuhan
d. Mempercepat penghapusan peran sosial politik TNI
e. Penegakan supremasi hukum
2. Agenda Ekonomi
Krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja pemerintahan secara menyeluruh. Untuk kasus Indonesia, permasalahan krisis ekonomi ini telah berlarut-larut dan belum ada tanda-tanda akan segera berakhir. Kondisi demikian ini tidak boleh dibiarkan berlanjut dan harus segera ada percepatan pemulihan ekonomi. Mengingat begitu banyak permasalahan ekonomi di Indonesia, perlu dilakukan prioritas-priotitas kebijakan. Prioritas yang paling mendesak untuk pemulihan ekonomi saat ini antara lain:
a. Agenda Ekonomi Teknis
Otonomi Daerah. Pemerintah dan rakyat Indonesia telah membuat keputusan politik untuk menjalankan otonomi daerah yang esensinya untuk memberikan keadilan, kepastian dan kewenangan yang optimal dalam pengelolaan sumber daya daerah guna memungkinkan daerah dapat mengaktualisasikan segala potensi yang dimilikinya. Agar pelaksanaan otonomi daerah ini berjalan tanpa gejolak dibutuhkan serangkaian persiapan dalam bentuk strategi, kebijakan program dan persiapan institusi di tingkat pusat dan daerah.
Sektor Keuangan dan Perbankan. Permasalahan terbesar sektor keuangan saat ini adalah melakukan segala upaya untuk mengembalikan fungsi sektor perbankan sebagai intermediasi,serta upaya mempercepat kerja BPPN. Hal penting yang harus dilakukan antara lain pertama; tidak adanya dikhotomi antara bankir nasional dan bankir asing, lebih diperlukan kinerja yang tinggi, tidak peduli apakah hal itu dihasilkan oleh bankir nasional ataupun asing. Kedua, perlu lebih mendorong dilakukannya merger atau akuisisi, baik di bank BUMN maupun swasta. Ketiga, pencabutan blanket guarantee perlu dipercepat, namun dilakukan secara bertahap. Keempat, mendorong pasar modal dan mendorong independensi pengawasan (Bapepam). Kelima, perlunya penegasan komitmen pemerintah dalam hal kinerja BPPN khususnya dalam pelepasan aset dalam waktu cepat atau sebaliknya.
Kemiskinan dan Ekonomi Rakyat. Pemulihan ekonomi harus betul-betul dirasakan oleh rakyat kebanyakan. Hal ini praktis menjadi prasarat mutlak untuk membantu penguatan legitimasi pemerintah, yang pada giliranya merupakan bekal berharga bagi percepatan proses pembaharuan yang komprehensif menuju Indonesia baru.
b. Agenda Pengembalian Kepercayaan
Hal-hal yang diperlukan untuk mengembalikan atau menaikkan kepercayaan terhadap perekonomian Indonesia adalah kepastian hukum, jaminan keamanan bagi seluruh masyarakat, penegakkan hukum bagi kasus-kasus korupsi, konsistensi dan kejelasan kebijakan pemerintah, integritas dan profesionalisme birokrat, disiplin pemerintah dalam menjalankan program, stabilitas sosial dan politik, dan adanya kepemimpinan nasional yang kuat.
3. Agenda Sosial
Masyarakat yang berdaya, khususnya dalam proses penyelenggaraan pemerintahan merupakan perwujudan riil good governance. Masyarakat semacam ini akan solid dan berpartisipasi aktif dalam menentukan berbagai kebijakan pemerintahan. Selain itu masyarakat semacam ini juga akan menjalankan fungsi pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan.
Sebaliknya, pada masyarakat yang masih belum berdaya di hadapan negara, dan masih banyak timbul masalah sosial di dalamnya seperti konflik dan anarkisme kelompok, akan sangat kecil kemungkinan good governance bisa ditegakkan. Salah satu agenda untuk mewujudkan good governance pada masyarakat semacam ini adalah memperbaiki masalah sosial yang sedang dihadapi.
Masalah sosial yang cukup krusial dihadapi bangsa Indonesia akhir-akhir ini adalah konflik yang disertai kekejaman sosial luar biasa yang menghancurkan kemanusiaan dan telah sampai pada titik yang membahayakan kelanjutan kehidupan dalam bentuk kekerasan komunal dan keterbuangan sosial dengan segala variannya. Kasus-kasus seperti pergolakan di Aceh dan Ambon adalah beberapa contoh dari masalah sosial yang harus segera mendapatkan solusi yang memadai.
Oleh karena itu masyarakat bersama pemerintah harus melakukan tindakan pencegahan terhadap daerah lain yang menyimpan potensi konflik. Bentuk pencegahan terhadap kekerasan komunal dapat dilakukan melalui; memberikan santunan terhadap mereka yang terkena korban konflik, mencegah berbagai pertikaian _vertikal maupun horizontal_ yang tidak sehat dan potensial mengorbankan kepentingan bangsa dan mencegah pula segala bentuk anarkhi sosial yang terjadi di masyarakat.
4. Agenda Hukum
Hukum merupakan faktor penting dalam penegakan good governance. Kekurangan atau kelemahan sistim hukum akan berpengaruh besar terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan. Dapat dipastikan, good governanance tidak akan berjalan mulus di atas sistim hukum yang lemah. Oleh karena itu penguatan sistim hukum atau reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good governance.
Sementara itu posisi dan peran hukum di Indonesia tengah berada pada titik nadir, karena hukum saat ini lebih dianggap sebagai komiditi daripada lembaga penegak keadilan. Kenyataan demikian ini yang membuat ketidakpercayaan dan ketidaktaatan pada hukum oleh masyarakat.
Untuk memulihkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap hukum dalam rangka mewujudkan good governance diperlukan langkah-langkah kongkret dan sistimatis. Langkah-langkah tersebut adalah:
a. Reformasi Konstitusi Konstitusi merupakan sumber hukum bagi seluruh tata penyelenggaran negara. Untuk menata kembali sistim hukum yang benar perlu diawali dari penataan konstitusi yang oleh banyak kalangan masih banyak mengandung celah kelemahan.
b. Penegakan Hukum Syarat mutlak pemulihan pepercayaan rakyat terhadap hukum adalah penegakan hukum. Reformasi di bidang penegakkan hukum yang bersifat strategis dan mendesak untuk dilakukan adalah; pertama, reformasi Mahkamah Agung dengan memperbaiki sistim rekrutmen (pengangkatan), pemberhentian, pengawasan dan penindakan yang lebh menekankan aspek transparansi dan partisipasi masyarakat. Perbaikan sebagaimana tersebut di atas harus dilakukan oleh Komisi Yudisial Independen yang anggotanya terdiri dari mantan hakim agung, kalangan prakatisi hukum, akademisi/cendekiawan hukum dan tokoh masyarakat. Kedua, reformasi Kejaksaan. Untuk memulihkan kinerja kejaksaan saat ini khususnya dalam menangani kasus-kasus KKN dan pelanggaran HAM, perlu dilakukan fit and proper test terhadap Jaksa Agung dan pembantunya sampai eselon II untuk menjamin integritas pribadai yang bersangkutan. Selain itu untuk mengawasi kinerja kejaksaan perlu dibentuk sebuah komisi Independen Pengawas Kejaksaan.
c. Pemberantasan KKN KKN merupakan penyebab utama dari tidak berfungsinya hukum di Indonesia. Untuk memberantas KKN diperlukan setidaknya dua cara; pertama dengan cara mencegah (preventif) dan kedua, upaya penanggulangan (represif). Upaya pencegahan dilakukan dengan cara memberi jaminan hukum bagi perwujudan pemerintahan terbuka (open government) dengan memberikan jaminan kepada hak publik seperti hak mengamati perilaku pejabat, hak memperoleh akses informasi, hak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hak mengajukan keberatan bila ketiga hak di atas tidak dipenuhi secara memadai.
Sedangkan upaya penanggulangan (setelah korupsi muncul) dapat diatasi dengan mempercepat pembentukan Badan Independen Anti Korupsi yang berfungsi melakukan penyidikan dan penuntutan kasus-kasus korupsi, memperkenalkan hakim-hakim khusus yang diangkat khusus untuk kasus korupsi (hakim ad hock) dan memperlakukan asas pembuktian terbalik secara penuh.
d. Sumbangan Hukum dalam Mencegah dan Menanggulangi Disintegrasi Bangsa Pengakuan identitas terhadap nilai-nilai lokal, pemberian kewenangan dan representasi yang lebih luas kepada daerah, pemberdayaan kemampuan masyarakat dan akses pengelolaan terhadap sumber daya alam lokal menjadi isu penting yang sangat stategis di dalam menciptakan integritas sosial, karena selama lebih dari tiga dekade masyarakat selalu ditempatkan sebagai obyek, tidak diakui berbagai eksistensinya dan diperlakukan tidak adil. Akumulasi dari permasalahan tersebut akhirnya menciptakan potensi yang sangat signifikan bagi proses disintegrasi.
e. Pengakuan Terhadap Hukum Adat dan Hak Ekonomi Masyarakat Untuk menjamin hak-hak masyarakat hukum adat, maka diperlukan proses percepatan di dalam menentukan wilayah hak ulayat adat secara partisipatif. Dengan begitu rakyat akan mendapatkan jaminan di dalam menguasai tanah ulayat adat mereka dan juga akses untuk mengelola sumber daya alam di lingkungan dan milik mereka sendiri.
f. Pemberdayaan Eksekutif, Legislatif dan Peradilan Untuk lebih meningkatkan representasi kepentingan daerah di tingkat nasional, perlu dilakukan rekomposisi keanggotaan utusan daerah, di mana keterwakilan rakyat di daerah secara kongkret diakomodasi melalui pemilihan anggota utusan daerah secara langsung oleh rakyat. Sistim pemilihan langsung juga dilakukan untuk para pejabat publik di daerah khususnya gubernur, bupati/walikota.
Penerapan penegak hukum harus dilakukan secara kontekstual dengan menggunakan kebijakan ‘selektive enforcement’ sehingga keadilan memang berasal dari rasa keadilan yang hidup di masyarakat.

(sumber : www.mti.or.id)

Rabu, 20 Agustus 2008

ANGGARAN PENDIDIKAN


Sebelum saya menulis lebih luas tentang Anggaran Pendidikan, saya ingin bertanya pada Anda, apakah Anda menjadi pendengar yang baik pada saat Pidato Kenegaraan Presiden SBY tanggal 16 Agustus 2008….? Atau pada saat bersamaan Anda sedang menonton MTV Ampuh…atau menonton kartun di Spacetoon…? Saya tidak menyalahkan Anda. Mungkin dengan membaca tulisan saya, sedikitnya Anda akan tau penekanan isi pidato tersebut, terutama soal Anggaran Pendidikan.

Presiden SBY menjanjikan Anggaran Pendidikan 20 persen pada APBN 2009 atau 154,2 Trilyun. Sungguh menggembirakan hati semua rakyat Indonesia, terutama yang peduli pendidikan. Kalau hal itu benar (bukan hanya janji), menunjukkan besarnya komitmen Pemerintah dalam menjalankan amanah UUD 1945. Selama 4 tahun Pemerintahan SBY-JK, baru kali ini Anggaran Pendidikan akan dialokasikan sesuai amanah konstitusi.

Kita berharap persentasi tersebut tidak termasuk untuk gaji Guru, seperti pada APBN 2007. Selama ini Anggaran Pendidikan termasuk gaji Guru didalamnya. Misal tahun 2007, dari 17,40 persen yang dialokasikan, 12 persen diantaranya terserap untuk gaji Guru, sehingga anggaran yang tersisa 5,40 persen sangat lah tidak mencukupi untuk menunjang pendidikan.

Kita patut mensyukuri niat baik Pemerintah. Namun bertambahnya anggaran harus diikuti dengan penanganan yang Profesional, taransparan dan akuntabel, bertanggung jawab dan jujur. Sehingga kita tidak mendengar lagi ada atap sekolah yang bocor, meja belajar siswa yang patah dan kekurangan bangku di sekolah yang “mengakibatkan” Pengelola sekolah dapat dengan seenaknya melakukan Pungutan Liar terhadap orang tua murid dengan dalih “beli bangku”.

Sekedar info bagi Anda sekalian, bahwa pungutan untuk “beli bangku” sudah menjadi praktek yang umum di sekolah-sekolah. Bukan hanya tingkat SLTP atau SLTA, untuk bisa masuk Sekolah Dasar atau MIN saja orang tua murid sudah harus mengeluarkan dana siluman ratusan ribu rupiah bahkan jutaan rupiah. Anehnya praktek tersebut seperti tidak tersentuh aparat penegak hukum maupun atasan Kepala Sekolah ybs (Pengawas atau Dinas Pendidikan).

Praktek tersebut tumbuh subur dan sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat Bireuen. Sangat kita sayangkan…..bila terus berlanjut, kita khawatir, mau dibawa kemana dunia pendidikan kita…?

Hal ini sudah dipertanyakan juga oleh Anggota DPRD pada saat Rapat Paripurna beberapa waktu yang lalu, dan Bupati Bireuen mengaku sudah punya data tentang Kepala Sekolah yang nakal “jual bangku” dan Bupati berjanji akan segera mengganti Kepala Sekolah ybs. Namun sampai hari ini, belum kita lihat Kepala Sekolah tersebut diganti…


Kembali pada Pidato Presiden, kita berharap apa yang disampaikan oleh Presiden SBY bukan hanya janji-janji kosong. Pemerintah harus meyakinkan rakyat Indonesia janji soal Anggaran Pendidikan bukan jargon politik menjelang Pemilu 2009. Pemerintah harus mewujudkannya, dilandasi niat ikhlas demi majunya dunia pendidikan di Indonesia.

Mari kita nantikan…….

"DIDIKAN BARAT UNTUK JADI PEMBOHONG......."

Kebohongan didefinisikan sebagai suatu perbuatan memalsukan informasi untuk menipu orang atau memberikan penekanan yang salah kepada yang lain dan merupakan perbuatan yang jauh dari kebenaran. Secara umum bohong dikenal sebagai perbuatan yang salah baik secara moral maupun secara agama. Secara luas dapat dipahami bahwa seseorang yang berbohong adalah seseorang yang tidak dapat dipercaya dan kebohongan yang tersebar luas dapat menciptakan kecurigaan, kekacauan dan kerusakan di antara umat (masyarakat). Bukan suatu yang aneh lagi ketika mempelajari kehidupan masyarakat Barat yang penuh kebohongan, para pembohong tersebar di mana-mana dan itu sudah menjadi jalan hidup mereka.

Anak-anak masyarakat Barat dididik dengan kebohongan sebagai bagian dari materi didikan mereka. Secara terus-menerus anak-anak itu hidup bersama mereka, diasuh mereka dengan ide-ide yang salah. Anak-anak mulai dari usia dini dipengaruhi oleh kebohongan-kebohongan dan inilah yang akan memainkan peranan kelak. Anak-anak diajari dengan cerita-cerita bohong/ dan monster-monster, mereka membaca kisah-kisah khayal dari buku-buku yang tidak berguna yang dibangun atas dasar kebohongan dan muslihat yang seharusnya dibuang dan dijauhkan dari pikiran generasi muda. Mereka kemudian mulai percaya pada cerita-cerita tentang Drakula dan Frankenstein yang tidak ada hubungannya dengan realita kehidupan. Anak-anak diberikan idealisme untuk menjadi model-model yang dapat dilihat dan dipertontonkan. Sebuah kepribadian uang dibentuk oleh Hollywood atau artis dan budaya olahraga, meniru mereka dan mencurahkan waktu berusaha mempelajari segala hal tentang mereka.

Kebohongan terbesar dari semuanya adalah tentang Natal dan Santa Clauss. Anak-anak dari usia muda belajar tentangnya dan dibantu untuk mempraktekkannya. Pengajaran itu mendorong anak-anak muda maupun yang dewasa untuk merayakannya (seperti apa yang mereka pelajari). Kebenaran yang ada yaitu bahwa Natal adalah sebuah perayaan yang tidak akan dikerjakan selain bersama dengan perayaan kelahiran Yesus atau perayaan umat Kristen, bahkan perayaan ini merupakan kelanjutan dari festival para penganut paganisme (para penyembah banyak tuhan) yang diketahui oleh banyak orang.

Anak-anak terus diajarkan kebohongan di sekolahnya sebagai bagian dari pendidikan mereka, dimana mereka mengajarkan tentang evolusi manusia yang berasal dari kera. Mereka mengajarkan sebagai sebuah fakta yang harus diterima dan adanya bumi beserta sebuah eksistensinya datang dari sebuah teori Big Bang dengan tujuan menjauhkan masyarakat dari keimanan kepada pencipta.

Tipe didikan seperti ini secara alami akan menghasilkan pribadi pembohong. Seseorang akan melihat bahwa tidak ada bahaya (ketakutan) dalam mengatakan tentang kebohongan atau menciptakan kebohongan kepada yang lain. Inilah kenapa film, drama, komedi dan novel-novel begitu populer di tengah-tengah masyarakat karena mereka adalah pembohong yang membuat cerita-cerita palsu dan memerankannya kepada yang lain untuk membuat cerita dalam rangka menyuguhkan hiburan kepada masyarakat. Dalam waktu yang tidak begitu lama tatkala masyarakat menikmati sarana hiburan yang penuh dengan kebohongan ini, maka walaupun mereka tidak mengerjakan kebohongan akan tetapi mereka akan menerima ini (kebohongan) sebagai suatu yang wajar dalam masyarakat. Berdasarkan pendekatan melalui penelitian yang cermat hal ini bisa menjadi suatu bukti bahwa seperti itulah pengajaran yang disebarluaskan diseluruh aspek kehidupan diantara masyarakat Barat (kufur). Bukan merupakan hal yang aneh lagi kalau kita temukan semua industri-industri seperti jurnalistik didasarkan atas kebohongan dan penipuan dimana mereka dengan sengaja menyimpangkan dan memalsukan berita dalam rangka untuk membodohi masyarakat dan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Berita-berita gaul yang terbit setiap harinya didasarkan atas media kemungkinan, apakah itu media elektronik atau yang lain, menyebarkan berita kebohongan atau fitnah secara terus menerus. Masyarakat akan membelanjakan uang dan mencurahkan waktunya setiap hari untuk membeli, membaca, dan melihat apa-apa yang telah dipalsukan oleh para jurnalis. Pada faktanya para jurnalis tersebut bermaksud untuk membohongi dan menyimpangkan kejadian-kejadian di seputar dunia untuk kepentingan dan manfaat pemerintah mereka yang disebut dengan “propaganda hitam” dan bahkan membayar orang-orang di negara asing untuk menyebarkan kebohongan tersebut.

Mirip dengan politik yang penuh dengan kebohongan, penipuan dan hubungan skandal untuk tujuan memperoleh dukungan atau untuk memfitnah yang lain. Peraturan-peraturan itulah hukum yang ada di negara-negara maju (Barat) yang mendidik individu-individu di dalamnya, yang dapat ditandai dengan melihat bagaimana mereka menyelesaikan urusannya di masyarakat dan itulah fakta yang diterima bahwa mereka adalah pembohong, penipu dan pemfitnah. Bukan suatu hal yang aneh lagi jika mendengar bagaimana orang seperti Tony Blair dan George Bush berbohong kepada dunia tentang senjata penghancur massa untuk pembenaran serangan mereka melawan umat muslim di Iraq. Karena mereka adalah produk sebuah masyarakat yang didasarkan atas kebohongan dan kepalsuan. Bagaimana mereka melanjutkan kebohongannya, mencoba untuk menutupi kebenaran tentang pembunuhan massal atas umat muslim baik laki-laki, wanita, dan anak-anak di Iraq dan Afghanistan, membunuh tentara-tentara mereka sendiri di negara tersebut, menyiksa oang-orang Muslim dalam tahanan, menggunakan toksin dan kimia dalam persenjataan mereka, menangkapi orang-orang Muslim di tahanan-tahanan rahasia, kegagalan intelijen-intelijen mereka, kegagalan mereka di Iraq dan Afghanistan dan masih banyak lagi yang lain, belum lagi pihak pemerintah yang meneruskan kebohongan ke masyrakat mereka dan meneruskannya ke dunia.

Mulai dari lahir hingga dewasa mereka diajarkan dengan kebohongan, kemudian bersama-sama dengan para pembohong lainnya menjadi bagian dari masyarakat yang mendasarkan pada kebohongan dan kepalsuan. Inilah norma dalam masyarakat dan menajdi bagian integral dari fungsi masyarakat. Bagaimana mungkin seseorang dari masyarakat ini dapat dipercaya ? dan bagaimana mungkin kita dapat mempercayai sebuah bangsa yang didasarkan atas kebohongan ?

Islam mengajarkan bahwa bohong adalah dosa dan bukanlah merupakan sifat dari orang yang beriman dengan benar. Oleh karena itu pendidikan dalam Islam akan memberikan jaminan (kepastian pada anak) bahwa mereka tidak disubyekkan pada konsep-konsep kehidupan yang tidak berguna dan tidak eksis (fantastis/khayal) seperti didikan Barat. Mereka tidak diajarkan pada cerita-cerita yang tidak ada hubungannya dengan realita. Mereka akan diajarkan hidup dari perspektif syari’ah. Mereka akan diajarkan tentang keimanan dan peranan iman dalam kehidupan ini. Mereka akan belajar tentang sejarah Islam yang sesuai dengan realita kehidupan, tidak seperti yang dibuat oleh Hollywood. Mereka akan diajari fakta-fakta dan tidak akan dibodohi untuk mempercayai ide-ide yang salah. Pendidikan dalam Islam terbebas dari kebohongan dan penipuan. Karena memproduksi individu-individu yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya serta menjadi orang yang takut hanya pada Allah SWT semata.

Pribadi muslim adalah orang yang terhormat dan mulia yang akan mendorong dirinya untuk berkata benar. Inilah kenapa muslim yang benar adalah orang yang tidak hanya menahan diri dari berbohong akan tetapi memastikan bahwa kebenaran itu dapat disampaikan dan ditegakkan di sekitarnya.
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah” (QS Fushilat (41) : 33)

Nah, pertanyaan kita adalah : apakah dalam kehidupan kita sebagai Muslim sudah bebas dari kebohongan...? Tentu sebagai hamba yang banyak kekurangan, kita juga tidak luput dari dosa berbohong. Saya yakin kita sebagai manusia biasa, pasti pernah berbohong. Tidak sekarang, mungkin pernah waktu semasa kecil, remaja dan sebagainya. Selagi masih diberi kesempatan oleh Allah SWT, mari kita bertobat dengan sebenar-benar tobat kepada Allah SWT seraya berjanji pada Allah SWT dan diri sendiri, tidak akan berbohong lagi.....

Dan seandainya kita pernah berbohong, cukuplah kebohongan dalam arti sempit (dan segera bertobat). Bukan membohongi Ummat, rakyat dan masyarakat Indonesia. Mudah-mudahan kita tidak mengajarkan ajaran-ajaran yang salah kepada anak kita. Mudah-mudahan Pemerintah kita tidak membohongi kita.

Dan marilah kita instropeksi diri dan singkirkan segala macam kebohongan di sekeliling kita.