Jumat, 13 Maret 2009

PELAYANAN KESEHATAN


Setelah sekian lama saya tidak berhubungan dengan RSU dr.Fauziah Bireuen, hari ini saya datang lagi kesana. Saya harus membawa adik saya untuk rontgen tulang punggung karena khawatir bermasalah, setelah beberapa hari yang lalu adik saya yang ketiga itu terjatuh dari kenderaan sepulangnya kuliah di Matang Geulumpang Dua.

Mengingat hari ini hari Jum'at, sejak pagi kami sudah mengantri di depan ruang tunggu Spesialis Bedah. Tentu bukan hanya kami saja, sebelumnya sudah benyak orang yang lebih dulu menunggu di panggil oleh Petugas. Dan ketika saya tanyakan, rata-rata mereka sengaja datang lebih cepat mengingat hari ini adalah hari Jum'at dan mereka datangnya dari jauh di luar ibukota Kabupaten.

Namun, apa dinyana...? Setelah menunggu 2 jam lebih, sampai jam 10.00 wib, Dr.A.H Efendi,Sp.B, FISA yang merupakan dokter Ahli Bedah, belum juga datang. Beberapa kali saya menanyakan kepada Petugas tapi jawabannya tetap sama ; mohon bersabar, dokter sedang menuju kemari....! Itupun dijawab dengan muka masam, mungkin kesal kepada saya,...entahlah. Yang pasti petugas ybs tidak mungkin kesal kepada Dokter bedah!

Setelah bosan menunggu, akhirnya jam 10.27 wib Sang dokter masuk ruangan. Itupun tidak dengan muka ramah, layak seorang pelayan masyarakat. Tentu saja sangat mengecewakan kami. Setelah periksa sana, periksa sini yang memakan waktu 4-5 menit per pasien, adik saya diminta ke Klinik Radiologi untuk proses Rontgen.
Disana pun setali tiga uang....! Tidak ada tulisan di loket sebagai penjelasan proses Rontgen, sehingga kami beberapa kali bertanya kepada petugas yang juga dijawab dengan muka masam.
Ada pasien dari ujung kampung di Peusangan malah menunggu lebih lama dari saya karena keluarganya tidak punya inisiatif bertanya seperti saya. Sungguh mengecewakan!

Padahal seperti kita ketahui, petugas kesehatan adalah pelayan masyarakat. Mereka berada di ruangan itu digaji dari uang masyarakat. Sangat kita sayangkan, pelayanan kesehatan yang baik seperti program Bupati Nurdin Abdul Rahman ketika baru menjabat, masih jauh dari harapan.
Bupati Nurdin sampai dua kali membongkar pasang Direktur RSU demi tercapainya sasaran tersebut. Konon lagi beberapa waktu yang lalu, RSU dr.Fauziah mendapat penghargaan dari Pemerintah atas pelayanan terbaik kepada masyarakat Bireuen.
Kita pantas bertanya, bagaimana teknis penilaiannya...? Atau kriteria apa yang dinilai...? Tidak ada masyarakat Bireuen yang yang tau, kecuali Direktur RS barangkali...

Sepertinya aparat birokrasi yang bekerja pada bidang kesehatan disemua lini masih menganggap mereka adalah orang yang dilayani, bukan melayani. Dan masalah ini bukan hanya terjadi pada RSU saja, namun hampir semua instansi kesehatan, termasuk Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. ( Kecuali di praktek dokter, barangkali, karena masyarakat harus membayar mahal ).

Begitu juga dengan pelayanan di sektor lain, namun tidak terlalu menjadi perhatian orang, karena bukan merupakan kebutuhan utama rakyat. Sedangkan sektor kesehatan sering diperbincangkan, karena pelayanan kesehatan adalah kebutuhan pokok masyarakat saat ini atau kebutuhan utama publik. Masyarakat sehat, kehidupan bernegara juga baik. Sebagaimana disebutkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikeluarkan oleh Depatemen Kesehatan tahun 2004 bahwa Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pembangunan Indonesia bukan hanya dinilai dari segi fisik saja, namun juga dapat dinilai dari perubahan ke arah yang lebih baik dari berbagai segi, termasuk diantaranya bagaimana melayani masyarakat dengan baik. Agar masyarakat mudah mengakses segala kebutuhan tanpa harus mengeluarkan dana ekstra untuk hal yang sebenarnya merupakan tugas negara melayani rakyat.

Bagi para petugas, terutama yang bekerja di sektor pelayanan publik, cobalah Anda menggunakan hati nurani dan buka mata lebar-lebar, bahwa keberadaan Anda itu digaji, diberi tunjangan dan fasilitas oleh Pemerintah yang dananya bersumber dari uang rakyat. Dari sisi agamapun, kalau Anda bekerja dengan ikhlas, Insya Allah akan mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT.

Salam,
mukhlis aminullah
Ketua LSM LEPOE-MAT

1 komentar:

  1. Belajar Dari Rintisan Dokter Che

    Sampai hari ini menurut saya Kuba masih menjadi referensi terbaik sistim kesehatan rakyat (pro-rakyat). Bahkan kini berbagai indikator kesehatan di Kuba melampaui Amerika Serikat.

    Barangkali artikel George Aditjondro untuk Kongres Nasional I Hukum Kesehatan di Jakarta, 27-29 Mei 2009 KESEHATAN, DEMOKRASI & HAK-HAK EKOSOSBUD: BELAJAR DARI RINTISAN DOKTER ”CHE” berguna untuk bahan diskusi

    Selengkapnya
    http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/05/sisi-lain-che-guevara-dokter-peletak.html

    BalasHapus