Rabu, 04 Maret 2009

BERIKHTIAR & BERDO'A SEBAGAI SENJATA HAMBA

Sebagai manusia biasa, tentu semua kita pernah merasakan kekecewaan yang mendalam pada salah satu episode hidup kita. Entah kecewa saat tidak mendapat nilai terbaik saat kuliah, kecewa ditinggalkan oleh kekasih kita saat remaja ataupun pernah tidak mendapatkan pekerjaan yang kita dambakan. Pasti-nya setiap kita pernah kecewa. Hanya saja tergantung diri kita, bagaimana melewati cobaan dan membunuh rasa kecewa tersebut.

Saya juga pernah merasakan kekecewaan yang sangat berat dalam hidup saya. Malah sampai beberapa kali. Diantaranya adalah ketika saya tidak lulus pada Fakultas yang saya impikan sejak kecil. Lain kali saya kecewa pada perusahaan tempat saya bekerja di Jambi (saya diberhentikan bukan karena tidak berprestasi, tapi karena unsur like & dislike ditambah dengan penolakan saya tidak mau mengucapkan "GONG CHI FAT CHAI" untuk para Bos yang berlatar belakang Konghuchu).

Terakhir sekali, tahun lalu ketika saya tidak lulus menjadi Anggota KIP Aceh, padahal peluang saya sangat terbuka karena dalam beberapa tahapan awal, saya selalu mendapat rangking 5 besar. Dan saya selalu berdo'a kepada Allah agar diberi kemudahan agar lulus jadi Anggota KIP Aceh. Ternyata gagal...........
Pada saat rasa kecewa itu memuncak, saya "hampir" jauh dengan Allah SWT. Untung saja saya masih dibentengi iman. Saya juga bersyukur, isteri selalu mengingatkan agar bertawakkal kepada Allah atas kegagalan tersebut. Terima kasih isteriku.......

Kekecewaan kerap kali datang menghampiri diri manusia, di saat apa yang kita inginkan dan dicita-citakan kemudian diupayakan dengan sungguh-sungguh, dibantu oleh doa bahkan dengan doa-doa pilihan, namun semua itu belum membuahkan hasil atau belum terwujudkan. Rasa kecewa akan membawa kepada iri dan ber-su udzzan kepada Allah mulai menjauh dari ajaran agama.

Semua ini disebabkan karena keliru atau terlalu berlebihan dalam memaknai dan memahami apa itu doa sebagai senjata bagi setiap muslim, yang ada di benak bahwa Doa adalah senjata yang paling ampuh, senjata pamungkas bagi setiap muslim, terlalu berpegang kepadanya tanpa mau berusaha mengetahui dan mempelajari apa itu doa sebagai senjata. Ibarat seseorang yang tidak tahu menahu tentang senjata, tidak pernah menggunakan senjata kemudian ia menggunakannya, bukannya tembakannya akan mengenai sasaran melainkan berbalik menghantam si penggunanya.

Di dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda :

”Doa adalah senjata bagi setiap muslim, tiang dari agama, cahaya langit dan bumi”,

dalam hadits yang lain:

”Tidak ada yang dapat menepis takdir kecuali dengan doa, dan tidak ada yang dapat memanjangkan umur kecuali dengan beramal kebaikan”.

Jika kita keliru dalam memaknai dan memahami hadits-hadits Rasul tentang keutamaan berdoa, maka akan muncul generasi-generasi yang pemalas yang hanya mau menggunakan tanpa mau tau apa dan bagaimana cara menggunakannya.

Memang doa adalah senjata bagi setiap muslim, tapi apakah kita yang merasa sebagai muslim pernah berfikir bagaimana membuat senjata?, bagaimana membuat laras senjata agar tepat mengenai sasaran, pernahkah kita fikirkan bagaimana cara menggunakannya dengan baik dan benar?. Pernahkah kita berfikir apa itu tiang agama?bagaimana mendirikan tiang agama?dan bagaimana bersandar pada tiang agama? ternyata kita hanyalah orang yang santai yang hanya mau bersandar di saat susah, sedih dan terkena musibah tanpa mau tau apakah sandaran itu kuat atau rapuh, bersih atau kotor.

Kata doa berasal dari bahasa Arab. Dalam kamus Al-Muhith dan Lisanul Arab, makna kata doa berkisar antara, memanggil, menamai, mengajak, mengundang, meminta, memohon, berdoa, beribadah. Di dalam Al-Quran kadang kata doa datang dengan arti beribadah (menyembah), misalnya firman Allah dalam surah Al-Kahfi : 14,

“Tuhan kami adalah yang menguasai langit dan bumi dan kami tidak akan menyembah Tuhan selainnya”.

Kadang kata doa di dalam al Quran datang dengan arti memohon, misalnya firman Allah :

”Dan memohonlah kepada Tuhanmu dengan rendah diri dan suara yang lemah lembut, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan” (al-A’raf :55).

Kadang pula kata doa di dalam alQuran dapat berarti Memohon dan Menyembah, misalnya dalam surah Al A’raf : 56, Allah berfirman;

“dan janganlah kalian melakukan pengrusakan di atas muka bumi, dan memohonlah kepada Allah dengan rasa takut dan keinginan yang kuat, sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang muhsin”.

Pada ayat ini kata doa dapat bermakna memohon dan juga menyembah. Menurut sebagian ahli tafsir bahwa kata doa pada ayat ini berari menyembah, dengan dalil bahwa pada awal ayat dikatakan, dan janganlah kalian melakukan pengrusakan di muka bumi…dengan kata lain, berbuat baiklah kalian di atas muka bumi, kemudia kata doa pada ayat ini diartikan dengan bertakwa dengan sebenar benar takwa, dan pada akhir ayat lebih ditegaskan lagi bahwa sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang muhsin yaitu yang ikhlas beribadah menyembahkepada Allah bukan karena mau dipuji atau takut dicaci dan dihina, bukan karenamenginginkan surga atau karena takut neraka, melainkan semata-mata hanya karena Allah SWT.

Di dalam sebuah hadits, Rasulullah lebih menegaskan;

“Doa adalah ibadah, kemudian rasulullah membacakan sebuah ayat; berdoalah kepada Allah niscaya allah akan mengabulkannya, sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembahku mereka akan masuk dan kekal di dalam neraka” HR;Bukhari,Muslim,Tirmizi).

Hadits ini lebih menegaskan bahwa antaradoa dan ibadah tidak dapat dipisahkan, doa adalah ibadah dan berdoa tanpa beribadah adalah sia-sia, ibarat kita meminta dqan memohon kepada sahabat atau membuat surat permohonan dan proposal, sebaik apapun permohonan kita, semanis apapun rayuan kita, seindah apapun bahasa yang digunakan, namun jika telah dicap sebagai pembangkan dan tidak berkhlakul karima, maka jelas si pemberi akan berfikir seribu kali lipat untuk mencairkan permohonan tersebut. karena orang yang berbuat salah pasti akan dicap dan bila telah tercoreng maka akan terhalang terpenuhinya permohonan.

Rasulullah saw bersabda;

“tidak ada yang dapat menepis takdir melainkan dengan doa, dan tidak ada yang dapat memanjangkan umur kecuali dengan berbuat kebaikan dan sesungguhnya seseorang itu akan terharamkan baginya rezki disebabkan oleh suatu dosa yang ia perbuat”(HR;Tirmizi).

Dengan demikian, untuk membuat dan menajamkan senjata doa seorang muslim adalah dengan banyak beribadah menyembah Allah, melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

Adapun cara menggunakan senjata dengan baik dan benar sebagaimana tertera dalam surah al-A’raf ; 55,

“dan berdoalah dengan khusu, rendah diri dan suara yang lembut sesungguhnyaAllah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan”.

Jika berhadapan dengan seorang raja yang diktator sekalipun, jika berendah diri, maka sang raja akan senang dan menerima, apalagi jika menghadap Allah yang maha Pengasih dan Penyayang. dapat juga berarti dengan merengek, karena Allah menyukai orang yang merengek. Lihatlah anak kecil di saat meminta kepada orang tuanya dimana orang tua tak mampu mengelak untuk memenuhi permintaan anak, lihatlah seorang istri di saat mengidam, dimana suaminya tak mampu mengelak permintaannya. Karena Rasulullah jika berdoa sering mengulangi permintaannya hingga tiga kali.

Berdoalah dengan suara yang lemah lembut, karena dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa suatu ketika para sahabat berdoa dengan suara yang keras kemudian Rasul menegur mereka,

” wahai manusia, berlemah lembutlah dalam memohon, sesungguhnya kalian bukanlah memohon kepada yang Tuli atau Jauh, melainkan kalian memohon kepada yang Maha mendengar dan dekat bahkan lebih dekat dari urat nadi leher” (HR;bukhari muslim).

Dan janganlah berlbihan dalam berdoa, jangan meminta hal-hal yang mustahil, jangan memninta turunnya uang dari langit tapi mintalah dengan sewajarnya.
Namun ada hal-hal yang penting yang harus diperhatikan sebelum menggunakan senjata doa, yaitu sempurnahkanlah wudhu dan shalat sunahhlah dua rakaat, kemudia memuji Allah dan bersalawat atas Nabim,(HR;muslim).

Jika senjata itu telah dibuat dengan baik, telah ditajamkan dan digunakan dengan baik namun belum juga mengenai sasaran, maka kembalilah mengoreksi diri, apakah ada suatu kesalahan yang sengaja maupun tidak yang membuat terhalangnya terkabul doa, jika tidak ada maka yakinlah, “tidaklah seorang muslim itu berdao dengan suatu permohonan yang tidak mengandung dosa dan tidak pula memutuskan silaturrahmi, maka Allah akan memberikannya salah satu diantara tiga:pertama, Allah akan menyegerakan terkabul doanya, kedua; Allah akan menyimpan dan menabungkannya sebagai tabungan baginya di akhirat kelak, ketiga; Allah akan menggantikan baginya dengan terselamatnya ia dari suatu keburukan yang sama dan sebanding dengan permohonannya”(HR;Bukhari, muslim).

Berdoalah kepada Allah, jangan pernah berhenti menyembah dan memohon, karena Allah maha pengasih penyayang, maha tau akan kebutuhan hamba-hambanya. Dan mudah-mudahan kita akan selalu berpijak pada jalan Allah, apapun kekecewaan pernah kita dapatkan. Karena sesungguhnya kita tidak tau hikmah dibalik "tidak tercapainya tujuan dan cita-cita" kita.....

Wallahu'alam......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar