Rabu, 04 Maret 2009

ARTI SEBUAH NAMA BAGI ORANG ISLAM

Pada kesempatan ini saya ingin sedikit membahas tentang "Nama"...... Kebetulan saja beberapa hari yang lalu, hadir penghuni baru dalam keluarga besar saya. Ponakan saya dari pihak isteri melahirkan seorang anak perempuan yang cantik plus montok...... (kami jadi kakek-nenek nih....he...he).
Dan ponakan kami tersebut meminta kami memberi nama yang Islami untuk anaknya.
Tentu kami harus membuka lagi berbagai referensi untuk mencari sebuah nama yang baik untuk cucu mungil tersebut.
Kami sangat bersemangat. Saya ingin si bayi bangga dengan namanya ketika besar kelak, kalau namanya baik dan mulia.

Bagi saya keberadaan nama seseorang sangatlah penting. Walaupun bagi kalangan Barat, nama tidak menjamin keberhasilan dan kualitas seseorang, namun bagi kita orang Islam, malah sebaliknya. Karena nama merupakan do'a orangtua terhadap si anak. Dengan nama yang baik, akan muncul motivasi orangtua untuk mendidik anak sebaik mungkin agar menjadi manusia pilihan, dunia dan akhirat. Ada aspek psikologis yang mendorong seseorang menjaga nama baiknya.
Seumur-umur, saya belum pernah menemukan (atau setidak-tidaknya mendengar), nama Ustadz yang aneh-aneh. Saya tidak pernah mendengar nama Ustadz Michael. Atau Ustadz Steven. Atau Kyai Cristiano, Tgk Antonius, dsb. Kalaupun saya pernah tau (malah mengagumi) Dr.Muhammad Syafi'e Antonio, itu berada dalam koridor berbeda. Beliau lahir dari rahim seorang Ibu yang non-muslim (walaupun kemudian masuk Islam). Beliau lahir dari keluarga Tionghoa yang beragama Konghucu. Baru kemudian hari Dr.Muhammad Syafi'e Antonio mendapat hidayah dari Allah dan menemukan jalan kebenaran dalam Islam. Artinya, kalau seandainya beliau lahir dari keluarga Muslim taat, tentu dari kecil namanya tidak ditambah Antonio.

Nama sangat penting. Saya sangat bangga dengan nama Mukhlis pemberian orangtua saya. Begitu juga dengan pendamping saya, bernama Fadhilah. Mudah-mudahan do'a orangtua kami pada saat memberi nama, 30-an tahun yang lalu, akan kesampaian.

Ada kisah lain yang sempat menjadi catatan saya, masih soal nama.
Saya adalah orang yang suka sepakbola. Sangat menggandrungi klub Manchester United. Sejak belasan tahun lalu saya sudah mengidolai Ryan Giggs, sebelum datangnya era Cristiano Ronaldo. Sejak remaja, sudah banyak poster pemain Wales tersebut. Namun, sejak saya tau Giggs memberi nama seekor anjingnya dengan nama Ali, saya jadi sangat membenci ybs.
Kenapa mesti Ali....? Karena Ali adalah nama salah seorang sahabat sekaligus menantu Rasulullah.
Dan kenapa saya tersengat, toh itu hanya sebuah nama.....
Nah, itulah bedanya. Kita adalah seorang Muslim, Giggs bukan. Dia dengan gampangnya mencomot nama Ali tanpa memperhitungkan rasa "keadilan" terhadap Muslim. Tapi kita tidak punya power untuk melakukan protes. Karena di dunia Barat, apalah arti sebuah nama. Persis ucapan William Shakespeare.

Bagi kita seorang Muslim, nama sangat penting. Walaupun untuk saat ini, nama tidak secara otomatis menjadi penunjuk identitas (ingat; nama Pendeta Muhmmad Nurdin, Pendeta Zainal Arifin, dsb). Namun seperti yang sudah saya sebutkan di atas, permulaan hidup kita sudah dimulai dengan do'a dari orangtua kita.

Nama telah ada sejak zaman Nabi Adam a.s, dimana di dalam Al qur’an Allah SWT telah menjelaskan :

” Wa’allama Aadamal asmaa kullaha..”,

bahwa Allah SWT telah mengajarkan kepada Adam setiap kata dan nama nama dari segala sesuatu yang ada di muka bumi ini baik yang abstrak maupun yang real.

Nama dalam pergaulan sehari hari merupakan alat dan tanda pengenal, namun di dalam Islam, nama mempunyai peranan dan arti yang sangat penting, disamping sebagai doa juga sebagai tanda pengenal di akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

”Sesungguhnya kalian pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama nama kalian dan nama-nama bapak bapak kalian, maka baguskanlah nama-namamu “.” (HR Muslim).

Sepantasnyalah bagi kedua orang tua untuk menamakan anaknya dengan sebaik baik nama sebagai doa dan tarbiyah ( pendidikan ) anak sejak dini yang merupakan pengamalan dari hadits Rasulullah SAW :

”Kullu mauluudin yuuladu ‘alal fitrah fa abawaahu yuhawwidaanihi aw yunassiraanihi aw yumajjisaanihi “,

Semua manusia lahir dengan fitrah yaitu fitrah Islam, jika orang tua salah dalam memberikan nama terhadap anak, secara tidak sadar orang tua telah menjerumuskan anaknya ke dalam keburukan bahkan kekufuran yaitu dengan mengikuti nama-nama orang Yahudi atau Nashrani atau Majusi.

Adapun nama nama yang dianjurkan dalam islam sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Wahb Al Khats’ami bahwa Rasulullah bersabda :

”Pakailah nama nabi-nabi, dan nama yang amat disukai Allah SWT yaitu Abdullah dan Abdurrahman, sedangkan nama yang paling manis yaitu Harits dan Hammam, dan nama yang sangat jelek yaitu Harb dan Murrah” ( HR.Abu Daud An Nasa’i),

Rasulullah merasa optimis dengan nama-nama yang baik, termasuk tuntunan Nabi mengganti nama yang jelek dengan nama yang baik, beliau pernah mengganti nama seseorang ‘Ashiyah dengan Jamilah, Ashram dengan Zur’ah. Disebutkan oleh Abu Dawud dalam kitab Sunan : “Nabi mengganti nama Syihab dengan Hisyam, Harb dengan Aslam, Al Mudhtaji’ dengan Al Munba’its, Tanah Qafrah (Tandus) dengan Khudrah (Hijau), Kampung Dhalalah (Kesesatan) dengan Kampung Hidayah (Petunjuk), dan Banu Zanyah (Anak keturunan haram) dengan Banu Rasydah (Anak keturunan balk).

Pemberian nama-nama yang baik ini, Insya Allah, akan memberikan pengaruh yang baik kepada kepribadian anak agar anak dapat mempunyai sosok ideal yang dapat ditirunya dengan mendengar shirah ( sejarah ) hidup dari nama yang diberikan kepadanya. Janganlah memberi nama anak karena nama tersebut terdengar bagus, berilah nama yang berarti baik atau nama orang orang shaleh karena nama itu akan mempunyai dampak bagi karakter dan akan terus melekat pada anak itu sepanjang hidupnya.

Dampak dari nama tersebut akan jelas sehingga kadang kita tidak menyadari akan perbuatan yang kita lakukan itu sesuai dengan nama yang kita sandang. Sebagai contoh kecil, seorang ponakan saya diberi nama Muhammad Sulthan Al-Hafidz, terbukti sejak kecil sudah bisa menghafal ayat Al Qur'an. Kakaknya yang paling tua bernama Intan, sejak kecil pula sudah pandai dan cantik sehingga menjadi intan dalam keluarga. Ponakan yang lain bernama Naufal, dari kecil sudah nampak sifat kedermawanan-nya. Perilakunya dan sifatnya sesuai dengan namanya, dan seterusnya, yang mungkin anda akan mendapati dalam diri anda sendiri dan keluarga.
Jangan Anda bertanya, kenapa ada koruptor bernama Al Amin (terpercaya)....? Itu juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan, seperti yang sudah saya sebutkan di atas.

Oleh karena itu, marilah kita beri nama anak-anak kita dengan nama yang baik, sebagai sebuah do'a, baru untuk selanjutnya kita mendidiknya dengan dengan baik pula. Mudah-mudahan kelak kita akan menjadi saksi keberhasilan anak kita dunia dan akhirat.

Wallahu'alam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar