Jumat, 14 Juli 2017

HUKUM BERPIKIR POSITIF



Pada saat keluar rumah di pagi hari, kita sendirilah yang menentukan apakah hari itu akan jadi baik atau buruk, karena tergantung bagaimana kita menjalankan pikiran kita. Dapat tidaknya kita menikmati hari itu sangat tergantung pada cara kita berpikir ~ 

Stanley R. Welty, Presiden Wooster Brush Company

Jika anda bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itu akan ramah kepada anda. Jika anda memperlakukan anak anda sebagai anak yang cerdas, akhirnya ia betul-betul menjadi cerdas. Jika anda yakin bahwa upaya anda akan berhasil, maka besar sekali kemungkinan upaya anda dapat merupakan separuh keberhasilan. Nah, dampak pola berpikir positif itu disebut Dampak Pygmalion.

Pikiran anda sering kali mempunyai dampak ramalan tergenapi (fulfilling prophecy), baik positif maupun negatif. Kalau anda menganggap tetangga anda judes sehingga anda tidak mau bergaul dengannya, maka akhirnya ia betul-betul menjadi judes. Kalau anda mencurigai dan menganggap anak anda tidak jujur, akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur. Kalau anda sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha, besar sekali kemungkinannya anda betul-betul akan gagal.

Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga, dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau seseorang. Bayangkan, bagaimana besar dampaknya bila anda menggunakan pola pikir positif seperti itu. Anda tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain. Anda tidak menggunjingkan desas-desus yang buruk tentang orang lain. Anda tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain.
Kalau anda berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada anda, jelas itu adalah perbuatan baik. Tetapi jika anda berpikir buruk, anda akan menjadi curiga, “Barangkali ia sedang mencoba membujuk”, atau anda mengomel, “Ah, hadiahnya cuma barang murah”.


Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri anda sendiri. Anda menjadi mudah curiga. Anda menjadi tidak bahagia. Sebaliknya, kalau anda berpikir positif, maka anda akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur, “Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk memberi kepada saya”.
Hidup akan menjadi baik kalau anda memandangnya dari segi yang baik. Berpikir baiklah tentang diri sendiri. Berpikir baiklah tentang orang lain. Berpikir baiklah tentang keadaan. Berpikir baiklah tentang Tuhan.
Dampak berpikir baik seperti itu akan anda rasakan. Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah.
Pikiran kita bergetar dan memancarkan gelombang dengan suatu frekuensi. Besarnya frekuensi tergantung pada bentuk dan ukuran objek yang bergetar. Oleh karena itu frekuensi yang dikeluarkan oleh pikiran kita sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh pikiran kita. Semakin kuat kita memikirkan sesuatu, maka semakin kuat getaran yang kita hasilkan. Getaran akan bergetar dengan frekuensi yang sama tetapi akan bergetar dengan amplitudo yang berbeda.
Getaran bisa menyebabkan suatu fenomena resonansi, yaitu menggetarkan objek lain yang memiliki suatu kesamaan. Jika kita memikirkan sesuatu maka akan lahir getaran yang sesuai dengan apa yang kita pikirkan, sehingga akan terrjadi resonansi dengan berbagai objek yang ada di alam yang memiliki suatu kesamaan (kemiripan) tertentu. Artinya, pikiran anda akan mengarah ke objek yang anda pikirkan dan sebaliknya objek pun akan mengarah ke diri anda, inilah yang disebut Hukum Tarik Menarik.


Jadi bisa disimpulkan bahwa pikiran kita bersifat magnetis dan memiliki frekuensi. Selama anda berpikir, pikiran-pikiran itu akan dikirim ke alam dan akan menarik semua hal yang memiliki kemiripan dengan pikiran kita. Inilah dasar dari konsep pikiran positif, yaitu jika kita berpikir positif maka semua hal yang positif akan menghampiri kita.
Alam semesta dengan segenap energi makrokosmosnya selalu bekerja mencari keseimbangan. Energi makrokosmos alam semesta tersebut selalu berhubungan dengan energi yang ada di setiap diri manusia yang sering disebut energi mikroskosmos. Proses ini tidak terlihat dan tidak terasa sehingga manusia cenderung mengabaikannya.
‘Berhutang’ pada alam semesta adalah bila seseorang berbuat hal yang buruk pada sesama atau pada alam. Misalnya dengan merugikan orang lain atau mengambil hak orang lain atau merusak alam, orang tersebut telah meminjam atau berhutang pada alam semesta.
Contoh konkret berhutang pada alam semesta yang sering terjadi adalah saat orang dengan sengaja mengambil sesuatu yang bukan haknya. Misalnya menerima kembalian lebih saat membayar di supermarket atau warung dan sengaja tidak mengembalikannya. Korupsi atau mengambil barang milik kantor sekecil apapun, atau diam saja sewaktu pelayan di rumah makan padang tidak menghitung semua makanan yang telah masuk perut.
Ini bukan rezeki, tetapi justru orang tersebut telah berhutang ke alam semesta karena dia telah mengambil yang bukan haknya. Suatu saat hutang ini akan diambil lagi dalam bentuk lain yang biasanya akan lebih merugikan. Dalam waktu sesaat, mencuri dan korupsi mungkin dapat membuat orang menjadi berlimpah uang, tetapi pencuri dan koruptor tidak akan pernah menjadi bahagia. Justru orang tersebut akan menjadi sengsara hidupnya.

Bila anda berbuat kebaikan, atau memberi uang sebisa anda kepada orang dimana orang tersebut tidak bisa membalas kebaikan anda, maka anda telah memancarkan energi baik dan kebaikan anda akan dibalas dengan kebaikan. Pancaran energi baik anda tersebut suatu saat akan dikembalikan oleh alam semesta dengan energi baik makrokosmosnya dalam bentuk kebaikan dengan jumlah yang lebih besar. Syaratnya adalah saat memberi kebaikan atau uang tidak boleh dibarengi dengan pamrih atau dengan maksud pamer. Pamrih dan pamer akan membuat energi baik anda tidak terpancar ke alam semesta.
Buatlah mendoakan kebaikan untuk orang atau melakukan kebaikan atau memberi uang sebisa anda pada orang yang memerlukan sebagai hal membahagiakan hati anda, tanpa pamrih.


Mukhlis Aminullah
sumber: secapramana.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar