Rabu, 18 Maret 2009

PUISI ORDERAN

Beberapa hari yang lalu seorang teman saya, Rusdy Kuala, tiba-tiba mengirim sms kejutan....! Dia minta saya membuat sebuah puisi secara mendadak malam itu, untuk memenuhi tugas (PR) anaknya yang masih duduk kelas 1 SMP di Bireuen. Memberi judul lagi, kayak orang meng-order pintu rumah pada seorang Tukang kayu.

Awalnya tentu saja saya menolak, karena saya bukan seorang Penyair atau Seniman. Saya hanyalah penikmat seni, terutama sajak dan puisi. Kalaupun saya pernah membuat beberapa kalimat menjadi sebuah rangkaian "puisi" itu sudah berlangsung lama sekali. Memang sejak remaja saya menulis suka sajak dan puisi....
Beberapa puisi tulisan saya hanyalah jadi koleksi pribadi, bukan untuk dipublikasikan.

Saya jelaskan bahwa saya tidak bisa, namun ybs tidak percaya. Dia yakin saya bisa karena dia juga membaca beberapa puisi saya di blog ini serta di antologi puisi pribadi saya di rumah dalam sebuah buku kusam. (Ohya, ybs sering bertandang ke rumah saya)
Dia setengah memaksa dan akhirnya saya setengah terpaksa........he...he......

"Gawat nih......" pikir saya.

Ya sudahlah, akhirnya walaupun saya lagi tidak "mood" malam itu saya ingin membantu teman sekaligus memenuhi PR sang ponakan. Kebetulan saya juga senang sama si anak, karena dia rajin belajar serta selalu mendapat rangking di sekolahnya.

Mengalirlah kata demi kata, menjadi sebuah "coretan kertas buram"..... Mudah-mudahan sang guru tidak lebih pintar dari saya, sehingga coretan itu dapat nilai yang lumayan sebagai karya pancingan untuk si anak.

"Untuk ukuran anak SMP, lumayanlah. Mana tau saat besar nanti dia jadi Penyair....." gumam saya dalam hati

Nah, beginilah jadinya. Order setengah memaksa silahkan Anda baca berikut ini.

"JARUM JAM TAK PERNAH BERHENTI..."

Jarum jam berputar
Sedetik,…semenit,….satu jam
Berlalu terus saja berlalu
Cepat seperti Supersonic
Menyambar seperti kilat
Tinggalkan waktu demi waktu
yang usang....
Sambut waktu demi waktu
yang penuh harapan

Jarum jam berputar
Menghitung usia manusia
Yang tersisa…
Apakah waktu yang sudah berlalu
Terisi dengan amal, ibadah,
Bersujud kepada Sang Khalik ?
Ataukah,
Jarum yang sudah berputar sekian lama
Mengajak kita ke Neraka jahannam…?
Jarum jam berputar
tak bosan menghitung waktu
Sisakan pertanyaan,
Apakah masa depan manusia
Memberi ruang untuk gapai Surga

Bireuen, Maret 2009.
karya ; Mukhlis Aminullah, special buat ponakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar