Sabtu, 21 Februari 2009

SBY


Apakah Anda membaca hasil Wawancara SBY dengan Jurnal Nasional hari Rabu 18 Februari 2009...? Esoknya hasil wawancara tsb juga dipublikasikan lagi oleh beberapa koran Ibukota.
Anda tidak perlu menjawab pertanyaan saya. Kalau Anda membaca, kemudian menilai SBY, itu adalah hal lumrah. Pasti akan ada penilaian yang berbeda-beda. Bagi Anda yang tidak atau kurang sreg dengan dengan SBY, pasti akan ''negative thingking'' terhadap hasil wawancara terbuka itu. Dan makin mengental-lah kebencian Anda kepada beliau (yang memang suda Anda pelihara selama ini kayak Megawati).
Bagi Anda yang sangat memuji SBY, tentu akan terus memuji....bahwa "Inilah Presiden Kita....".
Terserah persepsi Anda masing-masing. Saya juga punya persepsi dan penilaian sendiri. Toh, saya adalah rakyat Indonesia juga. Punya hak menilai.
Namun, saya menilai dengan hati nurani bukan karena negative thingking atau sebaliknya.

Menurut saya, SBY adalah Presiden terbaik Indonesia setelah Reformasi. Beliau seorang Negarawan. Beliau juga seorang "Demokrat sejati" (bukan karena jadi Ketua Pembina Partai Demokrat). Beliau adalah seorang Pemikir. Beliau adalah sorang yang hati-hati (walau bagi sebagian kalangan di bilang ragu-ragu). Dan beliau adalah seorang rendah hati sekaligus berwibawa.
Bandingkan dengan Presiden kita terdahulu. Ada yang suka mengambil Keputusan penting berdasarkan bisikan dan wangsit. Ada yang "menjual" Provinsi menjadi sebuah negara. Ada yang hanya menebar pesona dan nama besar orangtuanya, dan lain-lain. Benar-benar sebuah mimpi bagi saya pernah dipimpin oleh seorang Sekuler..... Pantaslah, keluar Istana pakai celana pendek.

Nah, SBY adalah personifikasi pemimpin idaman masa kini. Belum sempurna... Namun setidak-tidaknya beliau adalah yang terbaik dibandingkan dengan mereka yang mengkalim dirinya Pemimpin Nasional (dan siap-siap mencalonkan diri jadi Presiden tahun ini).

Tidak perlu terlalu banyak saya memuji SBY, silahkan Anda cermati setiap langkah beliau selama 5 (tahun) memimpin bangsa ini. Dengan berbagai bencana yang ditimpakan oleh Allah SWT terhadap bangsa kita, dan dikritik habis-habisan oleh lawan politiknya, namun beliau selalu menhadapi dengan tenang seraya memikirkan bagaimana mengatasi kemelut demi kemajuan bangsa.
Atau kalau Anda tidak sempat merekam jejak beliau secara komplit, silahkan Anda baca buku karangan Dino Patti Djalal berjudul "HARUS BISA".
Saya tidak ingin mempromosikan buku tsb, tapi setidaknya dengan membaca (apakah dengan membeli atau meminjam dari saya), Anda akan mengetahui rekam jejak hari-hari yang dilewati SBY selama satu Periode.

Kemudian, yang terbaru dari beliau adalah ketika kemarin, 20 Februari 2009, mengatakan bahwa beliau tidak terganggu dengan pencalonan JK sebagai Capres Golkar. Beliau mengatakan, hal tersebut tidak akan mengganggu hubungan keduanya dan jalannya Pemerintahan.
SBY juga menyebutkan bahwa pihaknya menghormati sikap JK yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar itu untuk maju sebagai calon presiden Partai Golkar dalam pemilu presiden 2009.

SBY bahkan mengatakan dirinya siap berkompetisi dengan Jusuf Kalla jika memang kondisi politik mengharuskan dia bersaing dengan wakil presidennya saat ini.

Menurutnya, persaingan antara Presiden dan Wapres dalam sebuah Pilpres sudah pernah terjadi pada saat Presiden Megawati bersaing dengan Wapres Hamzah Haz.

"Saya kira Pak JK dan saya memahami etiket dan etika. Hubungan kami baik selama ini. Oleh karena itu harapan saya kalau suatu saat berbeda posisi, kita bisa menjaga kepantasan dan kepatutan dalam berkampanye saat Pemilu," katanya.

Nah, menarik bukan..... Terbukti sekali lagi bahwa beliau adalah seorang yang rendah hati, juga seorang yang menjunjung tinggi Demokrasi.

Mudah-mudah dari sisa waktu beberapa bulan lagi, kendali Pemmerintahan tetap stabil.

Salam,
mukhlis aminullah
Ketua Forum Pemuda Pemuda Demokrasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar