Di pedalaman Bireuen,
terhampar sebuah gampong sederhana,
padi bergoyang dalam bisikan angin,
lambaian kelapa menyimpan rahasia masa silam.
Lueng Daneun, nama yang mengalir
seperti sungai jernih dari hati rakyatnya.
Di tanah ini, tokoh-tokoh Aceh tumbuh,
bagai pohon besar dari akar yang dalam,
membawa cahaya pada zaman,
menyulam nama ke dalam sejarah.
Dan di tengah gampong, berdirilah rumah ilmu,
sebuah perpustakaan kecil namun bercahaya.
Gedungnya sederhana,
tapi setiap lembar buku yang dibuka
menjadi jendela ke dunia luas.
Anak-anak duduk beralaskan tikar,
mengeja huruf, merajut mimpi,
sampai mata mereka berkilau
seperti bintang di langit Lueng Daneun.
Di sinilah, desa belajar bercermin,
bahwa kebesaran lahir dari kesederhanaan,
bahwa cahaya tak selalu datang dari kota,
tapi bisa tumbuh dari lorong sunyi pedalaman.
Lueng Daneun
engkau bukan sekadar gampong,
engkau adalah madrasah kehidupan,
tempat generasi ditempa,
tempat masa depan Aceh ditulis
dengan tinta harapan yang tak pernah padam.
Lueng Daneun, 25 Agustus 2025 Mukhlis Aminullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar