Sabtu, 05 Juli 2025

Meunasah Tua di Gampong Kubu Peusangan Siblah Krueng, Ikon Desa Yang Tetap Dipelihara

Mukhlis Aminullah, pemerhati objek kebudayaan

Sebuah bangunan langgar (di Aceh disebut meunasah) berusia tua di Desa Kubu, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen, sampai saat ini masih terpelihara dengan baik. Bangunan langgar tua (selanjutnya disebut meunasah tua) ini memiliki arsitektur yang unik dan khas, dengan perpaduan antara gaya Aceh dan Islam, lazimnya arsitektur bangunan kuno lainnya di Aceh.

Menurut info salah seorang tokoh masyarakat setempat, Fadhil, S.Pd, MM kepada penulis, meunasah tua di Kubu  tersebut diperkirakan dibangun pada akhir tahun 60-an, semasa Kubu masih menjadi wilayah Kecamatan Peusangan Kabupaten Aceh Utara. Dirancang dan dibangun oleh beberapa tokoh lokal seperti Tgk Ali Basyah, Tgk Abdullah (Nek Lah Peureulak) dan Tgk M Yusuf Hanafiah serta dibantu masyarakat lainnya secara gotong royong.

Bangunan ini telah menjadi saksi bisu sejarah dan kebudayaan Aceh, dan masih digunakan sebagai tempat belajar agama dan kegiatan perpustakaan bagi masyarakat setempat.

Meunasah tua ini memiliki arsitektur yang unik dan khas, dengan ukiran-ukiran kayu yang indah. Bangunan ini juga memiliki ruang yang luas yang bisa digunakan untuk kegiatan keagamaan lainnya, seperti peringatan hari besar Islam. Sayangnya, karena atap dan penyangganya sudah lapuk dimakan usia, beberapa tahun lalu terpaksa diganti dengan kayu penyangga yang baru dan atap seng, tidak lagi pakai atap tradisional.

Walaupun masyarakat Kubu telah membangun meunasah yang baru, namun meunasah tua tetap difungsikan. Selain menjadi pusat kegiatan keagamaan (pengajian) dan sosial, meunasah ini juga digunakan sebagai perpustakaan desa. Hampir setiap hari anak-anak usia sekolah melakukan banyak kegiatan di lokasi ini.

Penulis berkesempatan mengunjungi meunasah tua di Desa Kubu, Minggu sore (29/6/2025)  melihat ada potensi besar meunasah tua ini dijadikan sebagai destinasi wisata religi dan budaya. Dengan keunikan arsitektur dan nilai-nilai historis yang tinggi, meunasah tua ini dapat menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Bireuen.

Razali, Keuchik (Kepala Desa-red) Kubu, dalam sebuah bincang dengan penulis, menyebutkan meunasah tua ini juga menghadapi tantangan dalam pelestariannya. Bangunan ini memerlukan perawatan dan pemugaran yang tepat untuk menjaga keaslian dan keutuhannya. Sementara untuk menggunakan Dana Desa tidak cukup, karena beberapa tahun terakhir Dana Desa lebih difokuskan untuk program Ketahanan Pangan, Stunting dan beberapa program nasional lainnya.

Hal itu diamini oleh Helmi, SE Keurani (Sekretaris Desa-red). Ia berharap peran Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat untuk merawat dan melestarikan meunasah tua ini. Dipugar menjadi solusi agar "cagar budaya" seperti ini tidak terabaikan.

Tulisan ini sudah dimuat di media kabardaily.com 

https://kabardaily.com/meunasah-tua-di-gampong-kubu-peusangan-siblah-krueng-ikon-desa-yang-tetap-dipelihara/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar