Sabtu, 15 Februari 2020

BEDA POSYANDU DENGAN POSBINDU

Posbindu, saat ini telah menjadi salah satu strategi penting pemerintah (Kemenkes) untuk mengendalikan trend penyakit tidak menular yang semakin mengkawatirkan. Sebagaimana kita ketahui, berbagai data dan penelitian, menunjukkan bahwa trend tingkat kesakitan dan kematian penyakit tidak menular (hipertensi, diabetes, stroke, jantung, ginjal, dan lainnya), sudah melampaui tinkat morbiditas dan mortalitas penyakit menular.

Lalu apa perbedaan Posbindu dan Posyandu? Perbedaan terutama pada sasaran. Pada Posyandu mencakup bayi, balita, Ibu hamil, ibu menyusui , ibu nifas, serta Wanita usia subur. Sedankan sasaran usia Posbindu Kelompok Masyarakat Sehat, Berisiko dan Penyandang PTM atau orang dewasa yang berumur 15 tahun keatas.

Posyandu sebetulnya dapat dimanfaatkan sebagai wadah atau tempat Posbindu. Selain juga dapat memanfaatkan lembaga yang sudah ada, seperti posyandu Lansia, Pos UKK, atau membentuk tempat dan lembaga khusus lainnya sesuai kesepakatan masyarakat, karena Posbindu merupakan salah satu bentuk UKBM (sebagaimana halnya Posyandu).

Untuk memahami apa itu Posbindu, baik menyangkut pengertian, tujuan, sasaran, manfaat, dan kegiatannya, berikut isi juknis Posbindu Kemenkes, 2014.

Pengertian: Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus (DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.

Beberapa bentuk Kegiatan Posbindu, antara lain:
  1. Monitoring faktor risiko bersama PTM secara rutin dan periodik. Rutin berarti Kebiasaan memeriksa kondisi kesehatan meski tidak dalam kondisi sakit. Sedangkan Periodik artinya pemeriksaan kesehatan dilakukan secara berkala.
  2. Konseling faktor risiko PTM tentang diet, aktifitas fisi, merokok, stress dan lain-lain.
  3. Penyuluhan / dialog interaktif sesuai masalah terbanyak.
  4. Aktifitas fisik bersama seperti olah raga bersama, kerja bakti dan lain-lain.
  5. Rujukan kasus faktor risiko sesuai kriteria klinis.
Tujuan, Sasaran & Manfaat Penyelenggaraan Kegiatan Posbindu PTM 

  1. Tujuan Posbindu PTM adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM. Sasaran utama kegiatan adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.
  2. Sasaran : Kelompok Masyarakat Sehat, Berisiko dan Penyandang PTM atau sasaran dengan range usia 15 tahun keatas. Pada orang sehat dimaksudkan agar faktor risiko tetap terjaga dalam kondisi normal. Pada orang dengan faktor risiko adalah mengembalikan kondisi berisiko ke kondisi normal. Pada orang dengan penyandang PTM adalah mengendalikan faktor risiko pada kondisi normal untuk mencegah timbulnya komplikasi PTM.
  3. Manfaat : Membudayakan Gaya Hidup Sehat dengan berperilaku CERDIK, yaitu Cek kondisi kesehatan anda secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet yang sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup, Kelola stress.
Terdapat beberapa jenis Kegiatan POSBINDU, antara lain :
  1. Melakukan wawancara untuk menggali informasi faktor risiko keturunan dan perilaku.
  2. Melakukan penimbangan dan mengukur lingkar perut, serta Indeks Massa Tubuh termasuk analisa lemak tubuh.
  3. Melakukan pengukuran tekanan darah.
  4. Melakukan pemeriksaan gula darah.
  5. Melakukan pengukuran kadar lemak darah (kolesterol total dan trigliserida).
  6. Melakukan pemeriksaan fungsi paru sederhana (Peakflowmeter)
  7. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asetat) oleh tenaga bidan terlatih
  8. Melaksanakan konseling (diet, merokok, stress, aktifitas fisik dan lain-lain) dan penyuluhan kelompok termasuk sarasehan.
  9. Melakukan olah raga/aktifitas fisik bersama dan kegiatan lainnya.
  10. Melakukan rujukan ke Puskesmas
  11. Untuk jadwal sebaiknya diatur berdasarkan kesepakatan bersama dengan memperhatikan anjuran jangka waktu monitoring yang bermanfaat secara klinis (lihat pada tabel anjuran pemantauan).
Alur Kegiatan POSBINDU, sebagaimana juga pada Posyandu, meliputi 5 meja kegiatan, yaitu:
  1. MEJA 1 : Pendaftaran
  2. MEJA 2 : Wawancara
  3. MEJA 3 : Pengukuran Tinggi Badan, Berat Badan, IMT, Lemak Perut
  4. MEJA 4 : Pemeriksaan Tekanan Darah, Glukosa Darah, Cholesterol
  5. MEJA 5 : Edukasi / Konseling
Ketenagaan
 
Tenaga untuk kegiatan Posbindu lakukan oleh 5 orang kader, dibantu tenaga kesehatan Puskesmas setempat. Berikut jenis tenaga dan peranannya dalam kegiatan Posbindu, sebagai berikut:
  1. Koordinator : Ketua atau penanggungjawab kegiatan serta berkoordinasi terhadap Puskesmas dan Para Pembina terkait di wilayahnya.
  2. Kader Penggerak : Anggota yang aktif, berpengaruh dan komunikatif bertugas menggerakkan masyarakat, sekaligus melakukan wawancara dalam penggalian informasi
  3. Kader Pemantau : Anggota yang aktif dan komunikatif bertugas melakukan pengukuran Faktor risiko PTM
  4. Kader Konselor : Anggota yang aktif, komunikatif dan telah menjadi panutan dalam penerapan gaya hidup sehat, bertugas melakukan konseling, edukasi, motivasi serta menindaklanjuti rujukan dari Puskesmas
  5. Kader Pencatat : Anggota yang aktif dan komunikatif bertugas melakukan pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM dan melaporkan kepada koordinator Posbindu PTM.
Syarat kader Posbindu;
  1. Berasal dari anggota kelompok masyarakat/lembaga/institusi
  2. Peduli terhadap masalah penyakit tidak menular dan bersedia melaksanakan kegiatan Posbindu PTM
  3. Pendidikan sebaiknya minimal setingkat SLTA
Tugas Kader Posbindu;
  1. Melakukan pendekatan kepada pimpinan kelompok/lembaga/institusi.
  2. Melakukan survai mawas diri/pendataan bersama petugas.
  3. Melaksanakan musyawarah bersama dalam penyelesaian masalah termasuk penentuan jadwal penyelenggaraan posbindu
  4. Mendorong anggota kelompok masyarakat/kelompok/lembaga/institusi untuk datang ke posbindu PTM ( mengajak anggota keluarga/masyarakat agar hadir, memberikan serta menyebarluaskan informasi kesehatan, menggali dan menggalang sumber daya termasuk dana yang berasal dari masyarakat).
  5. Melaksanakan kegiatan posbindu PTM termasuk kunjungan rumah bila diperlukan.
  6. Melakukan pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM
Sebagai langkah awal dari terbentuknya Posbindu, petugas kesehatan harus selalu mendampingi kader posbindu dalam pelaksanaannya sampai kader Posbindu dapat melaksanakan tugasnya secara mandiri terutama dalam melakukan pengukuran Tekanan darah, pengukuran IMT, serta kader mampu melakukan pencatatan, pelaporan dan rujukan.

Sarana dan Prasarana

Berikut beberapa Peralatan Deteksi Dini dan Monitoring Faktor Risiko PTM dan Peralatan KIE dan Penunjang, berdasarkan Tipe Posbindu PTM

Posbindu PTM Dasar
  1. Alat ukur Lingkar Perut
  2. Alat ukur tinggi badan
  3. Tensimeter Digital
  4. Alat Analisa Lemak Tubuh
  5. Feakflow meter
Posbindu PTM Utama
  1. Posbindu PTM Dasar kit
  2. Alat Ukur Kadar Gula, kolesterol total dan Trigliserid
  3. Alat Ukur Kadar Alkohol Pernafasan
  4. Tes Amfetamin Urin
  5. Bahan IVA dan alat kesehatan dan penunjang lainnya
Sedangkan Sarana KIE dan Penunjang untuk kedua type posbindu tersebut sama, antara lain :
  1. Lembar Balik
  2. Leaflet / brosur
  3. Poster
  4. Buku Pencatatan
  5. Buku Panduan
  6. Buku Formulir Rujukan
  7. KMS FR-PTM
  8. Kursi dan Meja
  9. Kamar khusus
  10. Alat Tulis kantor
  11. Model Makanan 
 Demikian, semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar