Kekalahan jika dirasakan memang terasa pahit. Tapi kalau mau diresapi
kadang terasa manis.. Ada orang yang memaknai kekalahan sebagai bentuk
kegagalan, inilah kepahitan. Namun ada juga yang memaknainya kegagalan sebagai bentuk kemenangan yang tertunda, inilah buah manis.
Sekarang coba kita tanyakan kepada diri kita sendiri, berapa kali kita
mengalami kekalahan? Kalau saya sendiri berkali-kali. Saya pernah kalah
dalam prestasi sekolah, pernah kalah
dalam perlombaan, dan masih banyak lagi yang lain. Tiga kali pernah kalah dalam seleksi KIP yaitu tahun 2008 sebanyak 2 kali dan tahun 2013 satu kali. Awalnya saya suka
meratapi kekalahan tersebut. Apalagi kekalahan yang saya rasakan tidak dengan cara yang sportif, penuh intrik politik.
Tapi setelah saya renungkan ternyata tidak
ada gunanya meratapi kekalahan.
Pada umumnya saat kita menerima kekalahan hal yang umum dirasakan
adalah kecewa. Saya yakin hampir sebagian besar orang merasakan hal yang
serupa. Apakah itu hal yang wajar? Saya katakan ya selama tidak
berlarut-larut dalam kesedihan dan kekecewaan. Kalau terlalu larut yang
ada kita akan menjadi pesimis atas tindakan yang akan kita lakukan
selanjutnya. Akhirnya kita akan takut melangkah untuk menebus kekalahan
dengan sebuah kemenangan.
Kalau kita mau belajar dari sejarah dan belajar dari pengalaman hidup
seseorang, di luar sana banyak orang-orang hebat yang di awal karier
dan cita-citanya pernah mengalami kekalahan.Tapi mereka enjoy-enjoy
saja. Karena mereka yakin kekalahan hari ini bisa dibayar di hari yang
akan datang. Hari ini kita boleh kalah, tapi hari yang akan datang kita
pasti bisa merebut kemenangan. Ini adalah prinsip hidup para pejuang
sejati, yang tidak akan pernah menyerah sampai titik darah yang
penghabisan.
Kalah dalam pertarungan itu adalah hal yang biasa. Tapi kekalahan
sejati adalah ketika kita tidak mampu bangkit dari kekalahan, tidak mau
mencoba untuk berbenah diri dan melanjutkan perjuangan. Inilah makna
dari kekalahan yang sebenarnya. Jika hal ini sudah menggrogoti pikiran
dan jiwa, maka kita tinggal menunggu kehancuran.
Tentu kita semua mengenal siapa Arnold, bintang film laga terkenal itu. Dan siapa yang mengenal si Rambo, Silvester Stallone. Sebelum keduanya terkenal dan hebat seperti sekarang, keduanya adalah orang miskin.
Maaf, sekedar mencatat, siapa yang tak kenal mantan Menteri BUMN asal Aceh Sofyan Djalil? Beliau adalah ciri khas orang sukses yang berasal dari nol. Berangkat sebagai anggota keluarga sederhana, beliau memperjuangkan hidupnya di belantara Ibukota seorang diri. Pernah tidur di Mesjid Istiqlal tahun 80-an. Tentu beliau tidak berhenti berusaha, terus menerus. Kalah dalam pertarungan hidup, tidak diratapi. Terus berusaha, sampai kemudian beliau berhasil mendapatkan beasiswa ke Amerika.
Cerita di atas hanya pengingat bagi kita bahwa kekalahan bukanlah
akhir, tapi itu adalah awal menuju sebuah kesuksesan. Tidak ada orang
yang ingin kalah, tapi kalau memang kita harus kalah, terimalah itu
dengan lapang dada dan berjiwa besar.
Cara Menerima Kekalahan secara Positif
Berikut adalah beberapa cara positif yang bisa kita lakukan untuk
menerima sebuah kekalahan dan memulai usaha untuk mencapai sebuah
kemenangan.
1.Mengakui Kelebihan Lawan
Ketika kita mengalami kekalahan, maka hal yang seharusnya kita
lakukan pertama adalah mengakui kelebihan lawan. Ini adalah wujud dari
jiwa besar yang kita miliki. Akuilah bahwa memang lawan kita lebih baik
diri kita. Apakah mengakui kelebihan lawan itu hal mudah? Memang tidak
mudah, tapi kalau mau jujur dengan diri sendiri maka semua akan menjadi
mudah. Kenapa orang lain bisa menang dan kita kalah, itu adalah tanggung
jawab kita bukan tanggung jawab orang lain.
2.Tidak Perlu Beralasan
Orang yang banyak memberikan alasan adalah orang yang tidak bisa
menerima kekalahan dengan jiwa yang besar. Berbagai alasan yang mereka
utarakan hanya untuk menutupi kekurangan yang mereka punya. Hal ini
tentu bukanlah mental yang dimiliki para juara, karena mental juara
tidak akan punya pemikiran semacam itu. Jika diri kita masih suka
mencari alasan dan suka mengambinghitamkan orang lain. Maka kemenangan
tidak akan kita raih, kalaupun kita menang, kemenangan itu hanya semu.
3.Evaluasi Diri
Hal terpenting dalam hidup ini saat menerima kekalahan adalah dengan
melakukan evaluasi diri. Evaluasi ini bisa di lakukan dengan banyak hal.
Misalnya dengan merenung (introspeksi diri), meminta masukan dari orang
lain, mau menerima kritik dan kalau perlu datanglah ke ahli yang punya
kemampuan. Evaluasi diri ini akan menjadikan kita lebih peka terhadap
kelemahan diri dan selalu berupaya untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
4.Belajarlah Terus
Setiap orang yang menang dan ingin mempertahankan kemenangannya maka
ia harus belajar terus. Apalagi bagi kita yang kalah. Belajar itu adalah
kunci keberhasilan dalam meraih kemenangan. Belajar ini bisa kita
lakukan di mana saja dan dari siapa saja, termasuk dengan lawan kita.
Seorang pejuang sejati dalam keadaan apapun ia selalu belajar untuk
mengasah diri untuk menjadi pemenang Perlu saya ingatkan juga di luar
sana lawan-lawan kita juga belajar terus. Sekarang coba kita bayangkan
apa jadinya jika kita tidak mau belajar? Saya rasa tidak perlu
dijelaskan pun anda akan tahu.
5.Mencobalah Terus
Ada kalanya kita melihat orang yang mengalami kekalahan cenderung
memiliki kecemasan dan ketakutan. Kecemasan dan ketakutan inilah yang
membuat mereka tidak berani mengambil risiko untuk yang ke dua kalinya
atau seterusnya. Tentu hal ini bukanlah mental para pemenang sejati.
Para pemenang sejati tidak akan pernah berhenti berjuang meskipun
kekalahan demi kekalahan terus dialami. Namun ia tidak pernah menyerah
dan yakin akan mencapai sebuah kemenangan. Bahkan bangsa ini pun pernah
mengalami ratusan bahkan ribuan kali kekalahan, Namun apakah pemuda dan
bangsa Indonesia kapok untuk berjuang? Tidak! Karena kalau kapok tidak
mungkin bangsa ini bisa merdeka.
Maka dari itu untuk menjadi pemenang sejati anda harus berjiwa besar menerima kekalahan.
Mukhlis Aminullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar