Senin, 20 Februari 2012

SAJAK UJUNG BELATI


perih, perih, perih...
terasa perih sekali

andai ujung pena
tak kau siram darah
tentu saja paragraf
yang kau tulis
tak akan menikam hati
perih, perih sekali...

serangkai kata,
laksana ujung belati
tertancap utuh
dan membunuh...!
semua karakter ku
hilang percuma
dan detak jantung terhenti
perih, perih sekali...

teganya kau?
tak cukupkah ombak laut
Ujong Blang menjadi saksi?
bahwa aku
bukanlah seorang maling
dan
tak akan pernah mencuri
sepotong hati yang bukan
menjadi milikku...

perih, perih sekali...
jantungku masih berdarah

Banda Sakti, 19 Februari 2012 karya mukhlis abi fildza
(inspirasi dari kisah teman saya, semoga besok ada jalan keluar dari perbedaan pemahaman antara kalian, peace...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar