Senin, 11 April 2011

JAGALAH ANAK DARI PERGAULAN

Melihat fenomena pergaulan remaja sekarang sungguh sangat mengkhawatirkan. Banyak diantara remaja yang salah pergaulan. Kita bisa dengan gampang melihat fenomena itu, tanpa perlu harus kita amati dengan sebuah pengamatan yang sangat serius. Di jalan-jalan sepanjang kota Bireuen dan sekitarnya, kita sudah terbiasa disuguhkan pergaulan tanpa norma yang diperankan oleh remaja kita. Sungguh sangat ironis, dengan prediket bahwa Provinsi Aceh adalah provinsi yang menerapkan Syariat Islam sebagai landasannya.

Pergaulan nyata yang kita lihat, dapat dibuktikan dengan berita-berita di media setiap harinya. Kalau kita mau baca media lokal semacam Serambi Indonesia atau Prohaba, ataupun Metro Aceh, dengan vulgar disuguhkan kejadian-kejadian "aneh" yang terjadi pada generasi muda kita.

Apakah saya sangat pesimis dan tidak percaya pada generasi muda kita? Kalau iya, jangan salahkan saya, karena saya hanya menyampaikan apa yang saya lihat. Untuk membenahi itu semua, marilah kita bersatu padu. Mulailah kita mendidik anak kita dengan ajaran agama dengan baik, di rumah masing-masing. Jangan lupa! Didiklah dengan memberi contoh teladan. Setelah itu, barangkali kita juga harus memperhatikan, dimana seharusnya kita menyekolahkannya. Selanjutnya kita harus menjaga pergaulannya... Jangan biarkan anak kita bergaul dengan sembarang teman. Mudah-mudahan dengan begitu ia akan menjadi anak remaja yang shalih atau shalihah, menjadi kebanggaan bagi orangtua maupun kebanggaan bagi lingkugannya.

Tiba saatnya dia beranjak dewasa, saatnya kita "mengamati" siapa calon pasangan hidupnya. Tentu saja kita tidak ingin anak kita, baik laki-laki maupun perempuan, memperoleh jodoh yang tidak baik. Maksudnya adalah baik dari sisi akhlaknya, baik agamanya, baik keluarganya, dsb seperti tuntunan Islam dalam memilih jodoh...

Untuk itu, jangan biarkan anak anda BERAPACARAN...! karena berpacaran itu tidak ada dalam Islam. Jangan takut dikatakan KOLOT, dengan menjaga pergaulan anak anda. Yakinlah, bahwa anak anda adalah permata yang harus kita jaga..

Apakah anda khawatir anak anda akan memperoleh jodoh yang kurang "sreg" dengan anda, karena pelarangan BERPACARAN...? Jangan khawatir..
Coba perhatikanlah resep yang Allah SWT, sesuai firmannya:

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ

“Wanita yang jelek untuk laki-laki yang jelek, lelaki yang jelek untuk wanita yang jelek, begitu pula dengan wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik.” (QS. An Nur : 26)

Kata para ulama’ : “Balasan itu sejenis dengan amal perbuatannya.”

Akan menjadi sebuah mimpi disiang bolong kalau kita menginginkan menantu seperti Fathimah binti Abdul Malik kalau anak laki-laki kita sendiri tidak bisa menjadi Umar bin Abdul Aziz.

Jangan pula mimpi punya mantu Ali bin Abi Tholib kalau anak perempuan kita tidak menjadi Fathimah binti Muhammad.

Para orangtua sekalian yang saya cintai. Sebagai sesama muslim, tidak salah bila kita saling mengingatkan. Bahwa perlu diingat beberapa hal dalam persoalan yang sedang kita perbincangkan.

Jangan sekali-kali memberi keleluasaan bagi remaja anda untuk memberi alasan. Seringkali dia akan memberi alasan seperti ini;

“Aku berpacaran kan untuk tahap penjajagan, biar saling memahami karakter masing-masing, sehingga tidak akan terjadi penyesalan setelah memasuki maghligai pernikahan, karena bagaimanapun juga kegagalan dalan berpacaran jauh lebih ringan daripada kegagalan dalam pernikahan.”

Jangan sampai dia katakan itu padamu, wahai orangtua yang saya sayangi...! Kalau kalimat itu meluncur dari anak lelaki maupun anak perempuan kita, berarti wibawa kita sebagai orangtua perlu digugat kembali.

Semua yang ia katakan padamu seperti kalimat di atas adalah BOHONG...! Ataukah yang ia lakukan adalah berusaha menjadi baik saat berada dekat sang pacar? Bukankah ini sebuah penipuan kepribadian ??? persis kayak penjual yang takut ditinggal pembeli, yang mana ia harus berusaha untuk tampil lebih baik dari yang sebenarnya.

Lalu apa yang anak kita sisakan nanti kalau memasuki dunia pernikahan, bukankah semuanya sudah dirasakan sekarang, saat pergaulan bebasnya tidak ada yang larang ? saling memadu rasa kasih sayang, mengungkapkan rasa cinta, berjalan bareng, nonton bareng, rekreasi bareng, bahkan mungkin hubungan suami istripun sudah dilakukan.
MENGERIKAN SEKALI...!

Wahai saudaraku seiman, para orangtua yang dirahmati Allah!!! Jangan takut bahwa apa yang kamu lakukan akan dianggap ketinggalan zaman. Jangan pula kamu takut, bahwa laranganmu itu terlalu keras untuk zaman serba canggih ini. Jangan sampai ada dibenakmu bahwa saya mengajak anda berpikiran KOLOT...! Tidak, saudara-saudara saya sekalian. Ajakan saya adalah sesuai dengan perintah agama kita. Tidak keras.
Kalau kita mau, sebenarnya "sangat mudah" mewujudkan generasi yang Qur'ani...

Bukankah Rasulullah SAW bersabda :

“Saya diutus untuk membawa syariat yang lurus dan mudah.” (Bukhari Muslim)

Subhanallah, semoga tulisan ini ada manfaatnya, terutama bagi saya sendiri. Terima kasih bagi teman-teman yang sudi tidak menganggap remeh ajakan saya.

Mukhlis Aminullah, orangtua dari 3 (tiga) akhwat. berdomisili di Pulo Kiton, Bireuen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar