Minggu, 12 Juli 2015

SEPOTONG SAJAK TENTANG AYAH

senyum ramah seperti biasa
menyapaku
"ayo kita ke kondangan si A!" ajakmu
seperti biasa,
aku hanya menitip amplop
"aku sibuk, ayah" gumamku
dengan tetap tersenyum
kaupun berlalu, pergi ke kondangan itu
tidak ada raut kecewa padamu
walaupun jawabanku selalu
dengan kiriman amplop
pernah juga suatu waktu nasehatmu
"jangan putus silaturrahim!"
aku hanya mengangguk pelan
dengan tetap mengirim amplop
ah,
setelah dua tahun berlalu
ajakan itu seperti nyata
nasehatmu muncul lagi
aku tanggapi dengan manyun
kau tetap tersenyum
senyum seorang ayah bijaksana
(bahkan akupun belum mampu melakukakannya pada anakku)


tiba-tiba aku terbangun
oleh sirine sahur
aku merindukanmu, ayah
bukan dalam mimpi

Rabbighfirli waliwa lidayya warhamhuma kama Rabbayani saghira
kepada alm.ayahku Aminullah Amin

Bireuen, 12 Juli 2015 mukhlis aminullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar