Selasa, 19 Agustus 2014

GERIMIS (dua)

di luar jendela
gerimis masih merayap basah
angin sepoi malam
menusuk tulang
mata kian syahdu
kita hampir tak sanggup lagi
mengeja ayat-ayat
pada surat terakhir

kemudian menyerah kalah
oleh gerimis dinihari
(dan setan menertawakan kita)

Bireuen, 19 Agustus 2014 mukhlis aminullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar