gerimis masih merayap basah
angin sepoi malam
menusuk tulang
mata kian syahdu
kita hampir tak sanggup lagi
mengeja ayat-ayat
pada surat terakhir
kemudian menyerah kalah
oleh gerimis dinihari
(dan setan menertawakan kita)
Bireuen, 19 Agustus 2014 mukhlis aminullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar