TERKENANG AYAH
angin sepoi dari sawah depan rumah
diam dan hawa sekitarnya, suam!
kesedihan kian mendalam
ketika aku duduk di beranda ini
aku tersadar bahwa tiada lagi
senyuman dalam kesejukan sore
ketika engkau menyambut
cucu-cucu pulang!
dan biasanya engkau segera ke kios
membelikan untukku kopi Apa Liyah
Leubu, 24 Mei 2013, karya mukhlis aminullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar