Minggu, 01 Agustus 2010

PERPISAHAN

mendaki puncak malam
taman hati kian bisu
setangkai sedih adalah pelampiasan
ketika menghitung sisa hari...

rindu empat pasang mata,
adalah lara puluhan pasang mata
tiga belas bulan cukup sudah
ronakan cinta
pada Ujung Tanah

ketika hari kian dekat
haru biru menjadi satu
apa yang harus kukatakan...?
hati pilu, lidahpun kaku

wahai lanskap malam,
sekuntum rindu kutitip padamu
"tolong kamu jaga baik-baik...!"
Aku tetap cinta Samadua

(Ujung Tanah, 1 Agustus 2010 by abi fildza)

2 komentar:

  1. menyentuh kali sair demi sairnya pak...
    sair kerinduan dan pengharapan akan sesuatu yang memang menjadi tujuan...
    saya hanya bisa berdoa semoga diberikan jalan terbaik...
    saya dan keluarga mhn maaf jika ada kesalahan slama ni ke "abang"..."abang" adalah pimpinan, teman, guru dan keluarga yang baik bagi saya,...
    ilmu yang "abg" transfer tentang kehidupan gak akan saya lupa...
    trima kasih "bang" atas perhatian dan pengertiannya selama ni...
    skarang saya baru mengerti batapa beratnya kita melaksanakan tugas jika jauh dari keluarga...
    semoga sukses slalu....dan semoga nama ERNAL NOFIANDRI tetap terekam dalam memori "abang", sehingga kita tetap menjalin silaturrahmi..
    "bang" saya harus jujur, entah kenapa membaca sair ini dan mengingat akan kepindahan "abang", air mata ini tanpa sadar jatuh, istri saya bingung lhat saya "bang"...
    inilah mungkin arti kedekatan...

    BalasHapus
  2. Obi....Ernal....Aq anak baik....apalagi namamu? aku adalah penyangga yg rapuh, tidak sepantasnya menjadi "tiang". aku adalah pelajar, tidak layak menjadi "guru". aku adalah seorang lelaki sederhana, suami dr seorang istri (Insya Allah shalihah) & abi dr anak-anak (ada 4 apasang mata) yg setiap saat menungguku di pintu rumah...

    Ketika aku harus memilih, pilihan terpahit adalah menanggalkan kesetiaan (Samadua). Pilihan terindah adalah menghargai kesetiaan, dari empat pasang mata...

    Terima kasih, atas segala persahabatan, bantuan, yg paling utama adalah penghargaan dari adinda semua... Sesungguhnya kalaupun selama ini, ada kesalahanku... sy tdk bermaksud demikian. Ketika sy berarti bagi kalian, itulah saatnya saya adalah kakanda kalian...

    Panggilan "abang" sdh sy minta ketika hari pertama sy datang, namun baru kau panggil ketika hari2 terakhir sy mau pulang...

    agar panggilan ini dipertahankan.

    AKU SANGAT BERAT MENINGGALKAN SAMADUA. Puisi ini aku tulis dengan hati yg tulus, mengalir apa adanya tanpa konsep...
    karena memang

    AKU CINTA SAMADUA & SEMUA ORANG DISEKELILING-KU

    BalasHapus