lewati jejak malam,
aku terus melangkah
detik demi detik tak berdetak,
sunyi...
bersama embun, ku rengkuh asa
sepiring nasi buat anakku
dari sepotong kalimat...
lewati jejak malam,
pena lusuh, kertas buram
menari-nari...
untuk jajan anakku besok pagi
kota juang, 18 agustus 2010 karya mukhlis abi fildza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar