Rabu, 26 Februari 2025

PEREMPUAN SEDERHANA

gambaran sederhana tentang kau
seperti kabut di ketinggian Burni Telong
yang selalu mendamaikan cuaca
kesederhanaanmu selalu menjadi rinduku
yang harus kutuangkan dalam kata
ku ingin kita berdua seperti kabut dan cuaca

Bener Meriah, 26 Februari 2025 Mukhlis Aminullah

Selasa, 18 Februari 2025

JADI MILIKKU

aku menemukan bait-bait puisi
di wajahmu
seperti membaca mantera cinta
di kebun bunga
anggun dan wangi
aku berharap puisi dan mantera milikmu
jadi pasanganku

Takengon, 16 Februari 2025 Mukhlis Aminullah

PERNYATAAN

tidak perlu lagi 
kutulis sajak panjang seperti essai
cukup saja teks proklamasi
kunyatakan cinta dengan seksama
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya

Taakengon, 18 Februari 2025 Mukhlis Aminullah

CATATAN FEBRUARI

suasana bulan Februari di kota ini
dipenuhi catatan amor
hujan dan dingin saling mencintai
seperti petani memelihara cinta pada kopi
suasana bulan Februari di kota ini
juga menulis catatan rindu
padamu, satu-satunya perempuan

Takengon, 18 Februari 2025 Mukhlis Aminullah

RINDU TIADA HENTI

dalam pelukan sunyi danau Lut Tawar
asmara merayap dalam nadiku
salam terkirim melalui puisi indah ini
aku merindukanmu tiada henti

Mepar, 28 Januari 2025 Mukhlis Aminullah

Sabtu, 15 Februari 2025

PESONA SENYUM

bila ada senyum 
yang bisa menghentikan hujan
itulah senyummu
kemudian pelangi menyempurnakannya

Bireuen, 15 Februari 2025 Mukhlis Aminullah

Rabu, 12 Februari 2025

SENYUM SYAHDU

di taman ini sekuntum bunga
tersenyum syahdu
pada suatu pagi embun menyapa
pada pandangan pertama
kemudian senyum syahdu bunga
membiusku sampai hari ini

Bener Meriah, 20 Januari 2022 Mukhlis Aminullah

PERJALANAN KUPU-KUPU

pada taman yang anggun
seekor kupu-kupu terbang
ia seperti menari-nari
tidak jua ia hinggap pada bunga
kupu-kupu terus saja terbang
meliuk-liuk mencari
kiranya seperti itulah diriku
yang hinggap dihatimu 
setelah ribuan kilometer perjalanan
karena kamulah bunga pilihan

Takengon, 9 Februari 2025 Mukhlis Aminullah

WARISAN BINTANG

andai saja aku bisa mengkapling langit
segera aku kesana
sekalian menghitung bintang
aku ingin mewariskannya untukmu
dan untuk anak kita

Bireuen, 10 Februari 2025 Mukhlis Aminullah

RISALAH RINDU

jika rindu ini harus kuberi nama
akan kutulis namamu selalu
jika rindu padamu harus menunggu
akan kucoba mengulur waktu 
sampai rindu menjadi rasa yang indah
kemudian menyatukan kita

Bireuen, 11 Februari 2025 Mukhlis Aminullah

SEPERTI RINDUNYA BUNGA KOPI

dalam rimbunnya bunga kopi
kukirim sepenggal gelisah
hatiku kian rindu
dua minggu saja tidak melihatmu
seperti bunga kopi merindukan hujan

Takengon, 12 Februari 2025 Mukhlis Aminullah

MENGAGUMIMU

salam-salam yang kukirimkan 
melalui angin
merupakan rasa hormatku
kepada mahkota puan
izinkanku untuk mengagumimu
sampai abad berakhir

Bireuen, 12 Februari 2025 Mukhlis Aminullah

Sabtu, 08 Februari 2025

WARNA UNGU

ada warna ungu pada pipimu, dik
jangan kau coba sembunyikan
aku tahu kau juga merindukan
bulan purnama seperti diriku

Takengon, 8 Februari 2025 Mukhlis Aminullah

ISYARAT RASA

secangkir kopiku, secangkir tehmu
bertemu di meja
kopi dan teh saling lirik
tanpa percakapan
senyum keduanya merekah
percakapan tidak perlu bicara
cukuplah rasa jadi panglima untuk kita

Takengon, 8 Februari 2025 Mukhlis Aminullah

Minggu, 02 Februari 2025

PARAGRAF YANG PATAH

jika kemudian ada paragraf yang patah
mohon dunia memakluminya
setelah sepuluh bulan Desember
semua kisah ikut terkubur didalamnya

Bireuen, 10 Desember 2024 Mukhlis Aminullah

PUISI YANG HILANG

jika ada puisi yang hilang
pada sepuluh bulan Desember
ia telah menjadi nisan
di kepala dan kaki kuburan adikku

Bireuen, 10 Desember 2024 Mukhlis Aminullah
untukmu adikku Asyrifal Mirza

SETELAH KAU PERGI

setelah kau pergi
dan pemakaman selesai
aku seperti bulan rebah
tak mampu lagi 
matahari bersinar

Bireuen, 10 Desember 2024 Mukhlis Aminullah
untuk adikku Asyrifal Mirza

RUHNYA PERGI

padahal kita sudah merencanakan
banyak hal, dik
termasuk menyiapkan untukmu mahar
agar gadis itu bisa diajak pulang ke rumah
menikah rencana ibadahmu terdekat
seharusnya
padahal aku pernah berfikir
ruhku yang lebih dahulu pergi
bukan ruhmu
kita bisa merencanakan, dik
Tuhanlah menentukan

Bireuen, 10 Desember 2024 Mukhlis Aminullah
untuk adikku Asyrifal Mirza

MALAM SEPULUH DESEMBER

pada malam sepuluh Desember
bulan pucat
sepotong ruh telah menemui Tuhannya
menyusul Bapak, Mamak dan Kakaknya
pada malam sepuluh Desember 
angin berhenti
sangaja memberi damai untuk suara tahlil
untuk adikku tercinta

Bireuen, 10 Desember 2024 Mukhlis Aminullah
untuk adikku Asyrifal Mirza

SENJA YANG TAK DIRINDUKAN

jika Tuhan memberi liburan untuk matahari
sehari saja
rembulan akan cemburu
seperti aku cemburu padamu
yang selalu mendapatkan rindu senja
bahkan sebagai senja, aku tidak kau rindukan

Bireuen, 02 Februari 2025 Mukhlis Aminullah


KEMBANG MALAM

wajahku tumbang
pikiran jatuh
keduanya seperti tak berfungsi lagi
saat aku dimabukkan aroma kembang malam
pada sunyi dinihari seperti ini
aku ingin kamu tidak lagi membiusku

Bireuen, 2 Februari 2025 (dinihari) Mukhlis Aminullah 

AKU ADALAH MIMPI

kalaulah mimpimu itu indah
yakinlah itu kiranya diriku
yang selalu datang mengirim puisi
lewat angin
walau mimpimu saat ini kau abaikan
suatu saat kuyakin puisi-puisi
akan kau bingkai khusus dalam hatimu

Bireuen, 2 Februari 2025 Mukhlis Aminullah

WAJAH LAUT

ada senyum laut pada wajahmu
manis dan biru
jangan biarkan ia terlalu lama sendirian
nanti burung camar menjauh
memilih terbang ke danau

Bireuen, 2 Februari 2025 Mukhlis Aminullah
puisi ini untukmu

Minggu, 26 Januari 2025

SENYUM SENJA

senja adalah puisi bagi para penyair
ia seperti buku bagi pustakawan
senja seperti nyanyian bagi biduan
ia juga musik yang mengiringi tarian
senja bagiku seperti melihatmu tersenyum
aku selalu menunggu senja

Kuala Jangka, 25 Januari 2025 Mukhlis Aminullah
(puisi saya tulis saat menunggu senja ❤😊)

SENYUM RANUM

segera saja ruh-mu terkulai
selimut mengantarmu ke kesunyian
aku berharap dapat melihatmu
mengirim senyum ranum besok pagi
yakinlah aku satu-satunya
yang memperlakukanmu sebagai bidadari

Takengon, 26 Januari 2025 Mukhlis Aminullah