Dikisahkan
suatu sore disebuah kota besar saat jam pulang kantor tiba, jalanan
yang semula lengang kini menjadi ramai karena banyak orang-orang yang
hendak pulangngantor. Banyak dari mereka yang menaiki kendaraan pribadi
dan banyak juga yang pulang dengan kendaraan umum.
Dan sore ini, seorang pegawai di sebuah perusahaan swasta hendak pulang. Ia biasa pulang dengan menggunakan
angkutan umum. Pria ini sering sekali menyepelekan sesuatu. Semua hal
dianggapnya remeh. Dan kini, saat jam pulang kantor tiba, saat banyak
pegawai-pegawai lain berebutan naik kedalam bus, ia hanya diam dan
menunggu bus yang sepi datang.
Menjelang pukul 18.00, antrean
bus mulai ramai. Setiap kali rekan kerjanya mengajak ia pulang, pria ini
selalu saja berkilah dengan berujar nanti saja. Ia pun memutuskan untuk
menunggu di halte sambil membeli jajanan yang dijajakan di sekitar
halte tersebut. Sambil makan ia juga menyetel lagu lewat handphone-nya
melalui headset.
Tak terasa waktu pun menunjukkan pukul 18.45.
Pria yang semula duduk santai kini sudah berdiri diujung halte menanti
setiap bus yang tiba. Saat sebuah bus tiba didepannya, ia berfikir
sejenak lalu meninggalkannya karena bus itu terlihat tidak bagus dan
begitupun seterusnya. Kini, ketika hari telah semakin malam, ia pun
mengeluh karena bus sepi yang ingin ia naiki tidak kunjung tiba. Pria
ini tidak menyadari bahwa sedari tadi sudah banyak bus yang ia abaikan.
Sepuluh menit kemudian melintaslah bus dengan jurusan arah pulangnya
dengan kondisi yang lebih buruk dari bus-bus sebelumnya. Dengan hati
yang kesal ia menaiki bus tersebut. Bus itu benar-benar terlihat sudah
tua. Suara mesinnya kasar, kaca jendelanya rusak dan tempat duduknya
sudah reot. Dan terpaksa pria itu pun menaiki bus tersebut karena waktu
telah menunjukkan pukul sembilan malam.
Sobat, mungkin kisah
diatas terlihat sederhana, tapi dapatkah Anda menangkap makna dalam yang
tersirat dari cerita tersebut? Ya, dalam hidup ini selalu banyak
pilihan yang tersedia dan tentu saja pilihan tersebut mempunya kelebihan
dan kekuarangannya sendiri. Kisah diatas menggambarkan kepada kita
bahwa dalam hidup ini kita tidak boleh menyepelekan hal apapun.
Bus-bus yang dikisahkan tadi adalah serentetan kesempatan yang datang
dihadapan kita dan yang disepelekan begitu saja dengan berbagai alasan.
Dan pada akhirnya justru mendapat bus dengan kondisi yang jauh lebih
jelek. Nah, pernakah Anda berlaku seperti demikian? Saya pernah. Dan
inilah pelajaran yang sangat berharga yang saya dapat akibat
menyepelekan sesuatu.
Ketika sebuah kesempatan lewat dihadapan
kita, kita sering mengabaikannya, menganggap sepele,
membanding-bandingkan dan berfokus pada kekurangan. Ya, kita memang
berhak memilih, tapi bukan berarti kita berhak merendahkan,
membanding-bandingkan dan menilai kekurangannya. Kita tetap bisa memilih
tanpa harus merendahkan, membandingkan atau menilai kekurangan dari
sebuah kesempatan itu sendiri. Ingat, tidak ada manusia yang sempurna.
Jadi untuk apa kita bersikap layaknya manusia yang sempurna? Justru
kelemahan dan kekurangan itulah yang menjadikan kita sempurna karena
saling mengisi.
sumber: gemintang.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar