Menulis adalah segenap rangkaian
kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya
melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. Dari
kegiatan menulis ini kita akan mendapatkan hasil yaitu berupa tulisan.
Menulis yang baik adalah menulis yang bisa dipahami oleh orang lain.
Nurhadi
(1995: 343) mendefinisikan menulis sebagai suatu proses penuangan ide
atau gagasan dalam bentuk paparan bahasa tulis berupa rangkaian
simbol-simbol bahasa. Kegiatan menulis bukanlah sebuah kegiatan yang
sulit untuk dilakukan karena hampir setiap orang pernah melakukan
kegiatan menulis. Kegiatan menulis tidak hanya terbatas pada menulis
buku dan karya-karya tulis ilmiah tetapi setiap kegiatan menuangkan ide
atau pikiran dalam bentuk tulisan sudah dapat disebut menulis. Seperti
yang diungkapkan Hakim (2005: 15) bahwa hakikat menulis adalah upaya
mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke
dalam bahasa tulisan. Pesan, memo, surat, buku harian, laporan, opini,
naskah, buku, dan lain -ain merupakakan hasil dari kegiatan menulis.
Lado
(1979: 143) juga menyatakan bahwa menulis merupakan suatu representasi
bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Menulis yang merupakan
proses penurunan atau pelukisan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang
lain dapat membacanya, menjadi terbatas pada kesatuan-kesatuan bahasa.
Berdasarkan pemahaman ini, kita dapat menyimpulkan bahwa gambar atau
lukisan yang merupakan penuangan ide atau gagasan seseorang bukan
termasuk dari hasil menulis. Hal tersebut karena gambar atau lukisan
bukan merupakan satuan bahasa. Begitu pula ketika seseorang menyusun
atau menyalin huruf-huruf atau satuan bahasa yang tidak dipahaminya,
maka orang tersebut tidak dapat dikatakan menulis.
Pada
dasarnya menulis merupakan suatu kegiatan berpikir. Salah satu tugas
penting seorang penulis adalah menguasai unsur-unsur pokok menulis dan
berpikir yang akan membantu dalam usaha mencapai tujuan menulis. Hal yang paling penting diantara unsur-unsur menulis ialah penemuan, penataan, dan gaya (Enre 1988: 7).
Penemuan
adalah proses mendapatkan ide yang akan dibicarakan atau ditulis. Bagi
sebagian banyak penulis, proses ini merupakan proses intuitif, tetapi
cara mengarahkanya dapat dipelajari dengan jalan menggunakan prosedur
formal dengan menganalisis dan meneliti. Dalam proses penemuan ini,
pengalaman dan pengetahuan seorang penulis memegang peran yang sangat
penting. Semakin banyak pengalaman dan pengetahuan seorang penulis maka
ide yang ditemukan semakin kompleks.
Penataan
merupakan proses pengorganisasian hasil penemuan atau ide agar mudah
dipahami dan dipercayai oleh pembaca. Dengan penataan yang baik, sebuah
tulisan akan mudah dipahami oleh pembaca. Keefektifan dan keefisienan
tulisan akan sangat bergantung pada penataan tulisan yang dilakukan oleh
penulisnya. Kemampuan dan kepekaan bahasa penulis adalah modal untuk
dapat mengorganisasikan ide dalam tulisan.
Gaya
adalah proses penentuan pilihan mengenai struktur kalimat dan diksi
yang akan dipakai dalam tulisan yang hendak disusun. Kemampuan dan
kepekaan terhadap bahasa disertai kekayaan kosa kata adalah hal yang
sangat mendukung dalam proses ini. Dalam proses menulis, ketiga unsur di
atas bukanlah kegiatan yang dilakukan secara terpisah. Ketiga proses
tersebut merupakan proses mental yang berlangsung secara serempak bukan
bertahap.
Berdasarkan beberapa
definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa menulis merupakan
serangkaian kegiatan yang menghasilkan simbol-simbol bahasa yang
mewakili apa yang menjadi kehendak pelakunya. Maksud dari
kehendak pelaku di sini adalah ide, pikiran, atau apapun yang diketahui
oleh penulis. Jadi dapat dikatakan bahwa menulis merupakan kegiatan yang
sangat umum yang dapat dilakukan oleh hampir setiap orang. Hasil dari
kegiatan menulis disebut tulisan.
sumber : http://www.situsbahasa.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar