
Terus terang saja, dalam sebulan terakhir saya sibuk dengan pekerjaan. Ada saja tugas yang harus saya selesaikan, sepulang Pelatihan Slicing 2 akhir bulan lalu. Mulai dari membuat laporan, Rakoor bulanan, Pelatihan UPK, mengunjungi gampong dan persiapan pencairan dana gampong, sehingga kadang-kadang untuk shalat berjama'ah saya terabaikan. Astaghfirullah....!
Sampai kemarin saya menemukan sebuah "peringatan" di laptop saya. Alhamdulillah, bukan peringatan dengan bencana dari Allah ataupun dicabut kenikmatan yang selama ini saya dapatkan, namun dengan sebuah surat yang pernah saya download dari internet, yang entah kapan... Judulnya adalah "Surat Sayang dari Allah" yang berasal dari Tarbawi Comunity. Kalimat demi kalimat dari surat itu saya hayati sampai saya tersadar bahwa dalam beberapa waktu terakhir ada yang "hilang" pada diri saya. Dan saya tentu saja harus segera "mengembalikannya". Terima kasih pada Tarbawi Comunity, dan izinkan saya menulis kembali surat tersebut, dengan harapan menjadi bacaan yang bermanfaat bagi orang lain.
SURAT SAYANG DARI ALLAH
Dari : Tarbawi Community
Saat kau bangun pagi hari, AKU memandangmu
Berharap engkau akan berbicara kepada KU, walaupun
hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur
kepada KU atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin .......
Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk
mempersiapkan diri untuk pergi bekerja
AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU
tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti
dan menyapaKU, tetapi engkau terlalu sibuk .........
Disatu tempat, engkau duduk disebuah kursi selama
lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU
Melihat engkau menggerakkan kakimu. AKU berfikir
engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau berlari
ke telephone dan menghubungi seorang teman untuk
mendengarkan kabar terbaru
AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU
menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua
kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk
mengucapkan sesuatu kepadaKU
Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang
sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk
berbicara kepadaKU
itulah sebabnya mengapa engkau
tidak menundukkan kepalamu
Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan
melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut
namaKU dengan lembut sebelum menyantap rizki yang AKU
berikan, tetapi engkau tidak melakukannya ........
masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap
engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun
saat engkau pulang kerumah kelihatannya seakan-akan
banyak hal yang harus kau kerjakan
Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV
engkau menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya
tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yg ditampilkan
Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV
menikmati makananmu
tetapi
kembali kau tidak berbicara kepadaKU ...
Saat tidur, KU pikir kau merasa terlalu lelah.
Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu
kau melompat ketempat tidur dan tertidur tanpa
sepatahpun namaKU, kau sebut.
Engkau menyadari bahwa
AKU selalu hadir untukmu.
AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.
AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar
terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu
setiap hari AKU menantikan sepatah kata, do'a, pikiran atau syukur dari hatimu.
Keesokan harinya ...... engkau bangun kembali dan
kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiku
sedikit waktu untuk menyapaKU ...
Tapi yang KU tunggu ...
tak kunjung tiba ...
tak juga kau menyapaKU.
Subuh ...
Dzuhur ...
Ashyar ...
Magrib ...
Isya dan
Subuh kembali
kau masih mengacuhkan AKU ...
tak ada sepatah kata
tak ada seucap do'a, dan
tak ada rasa
tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU ...
Apa salahKU padamu ...
wahai hamba-KU?????
Rizki yang KU limpahkan,
kesehatan yang KU berikan,
harta yang KU relakan, makanan yang KU hidangkan
anak-anak yang KUrahmatkan
apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU !
Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan
AKU tetap berharap suatu saat
engkau akan menyapa KU,
memohon perlindungan KU,
bersujud menghadap KU ...
Yang selalu menyertaimu setiap saat ...
Mudah-mudahan dengan surat tersebut di atas akan menjadi salah satu bahan renungan untuk kita semua, dan terutama bagi saya sendiri sebagai hamba Allah yang sangat banyak kekurangan. Mari kita do'akan agar kita selalu di jalan yang benar.
Mukhlis Aminullah, berdomisili di Samadua.
tulisan anda sangat bagus,menurut saya anda sangat berbakat.ada satu hal yang terus ada di pikiran saya,dan saya yakin anda pasti bisa memberi sedikit penjelasan.saya pernah baca tapi saya lupa di mana bahwa seseorang yang menangis bukan karena Allah disaat dia shalat atau berdo'a maka Allah akan melaknat air mata itu,kurang lebih sperti itu.barangkali anda pernah dengar atau pernah membaca hal yang berkenaan dengan hal tersebut.terima kasih
BalasHapus“Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”
BalasHapusAssalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Izin memberikan masukan
Allah Ta’ala berfirman
yg artinya:
“Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: “Allah mempuyai anak.” Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Kamu tidak mempunyai hujjah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”
[QS Yunus, 10:68]
Allah mengingatkan bahwa
ketika orang Yahudi dan Nasrani
berkata bahwa “Allah mempunyai anak”
Maka sesungguhnya mereka telah berdusta atas nama Allah.
Mereka mengatakan Allah telah begini dan begitu
(menurut persangkaan dan tebak-tebakan mereka)
padahal Allah tidak demikian.
Maka hendaknya kita
sebagai kaum Muslimin
tidak juga mengikuti langkah-langkah Yahudi dan Nasrani
antara lain dengan mengatakan
Allah telah begini dan begitu
berdasarkan khayalan, tebakan dan persangkaan
Walaupun penulis awal artikel “Surat Sayang dari Allah SWT”
mungkin mempunyai niatan yg sangat baik
namun niat yg baik
harus juga dijalankan dengan cara yg baik
(Tidak boleh orang melakukan perampokan dan pencurian
dengan niatan baik, “menafkahi anak dan istri”)
Maka demikian pula
niatan yg baik untuk menasihati kaum muslimin agar ingat kepada shalat
hendaknya juga dgn cara2 yg baik
antara lain dengan menyampaikan ayat Al Qur’an dan hadits2 shahih
atau artikel para Ulama
Dan lebih baik dihindari cara2
yg (ternyata) menipu
antara lain:
1. “Surat Sayang dari Allah”. Dimana suratnya? Di Zabur? Taurat? Injil? Shuhuf Musa? Shuhuf Ibrahim? Al Qur’an? Surat dan ayat yg mana?
2. Menulis bahwa Allah berkata demikian, padahal kita tidak tahu apakah benar Dia telah berkata demikian
3. Menulis bahwa Allah berpikir demikian, padahal kita tidak mempunyai bukti bahwa Dia memang berpikir demikian
dll
Bolehkah kita berkata:
“Pak RT menghimbau
agar penduduk RT sekitar sini
diharapkan agar mengumpulkan 10.000 rupiah per kepala
yg semuanya akan disedekahkan kepada fakir miskin di RT sebelah.”
Padahal Pak RT sama sekali tidak pernah berkata demikian.
Kalaulah berdusta atas nama Pak RT saja tidak boleh,
apalagi berdusta atas nama Allah.
Sekali lagi
mari kita renungkan lagi Firman Allah yg artinya:
“Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”
[QS Yunus, 10:68]
Wallahu’alam
Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Assalamu'alaikum wr wb
BalasHapusTrima kasih atas saran dari akhi... seperti akhi sebutkan pada komentar tsb, saya memang tidak berniat untuk berdusta, apalagi konon, harus mengikuti cara2 orang Yahudi & Nasrani....
saya hanya menuliskan kronologis hari2 saya saat itu, tentu saja dengan harapan pengalaman saya menjadi semacam "ajakan" bagi pembaca lain untuk mengingat Allah SWT.
dan judul & semua isi "surat sayang" tsb memang dr Tarbawi. dengan kekurangan ilmu saya, kalau memang itu salah, saya memohon ampun pada Allah SWT.
saya adalah seorang yang senang belajar agama. alangkah senangnya kalau bisa berkenalan langsung dengan akhi atau setidak-tidaknya melalui media fb, email, dll (kalau akhi di luar Aceh).
saya tunggu konfirmasinya, di abi.fildza@yahoo.com
Wallahu’alam
Wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh